Yogyakarta (ANTARA) - Tim Peneliti dan Pengembangan GeNose C19 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memperbarui kecerdasan buatan yang tertanam di dalam "GeNose C19", sehingga diharapkan mampu mempertajam kemampuan skrining dan diagnostik COVID-19 dengan berbagai varian.
Perwakilan dari tim pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra saat jumpa pers di Kampus UGM, Yogyakarta, Minggu, mengatakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) GeNose C19 diperbarui dari versi 1.3.2 build 5 menjadi versi 1.3.2 build 6 dengan basis data varian corona baru yang lebih besar yang dihimpun dari berbagai fasilitas kesehatan.
"(Basis data varian baru) kami validasi dan diinjeksikan pada AI dipergunakan sebagai basis data baru yang bisa mempertajam akurasinya," kata dia.
Dian menjelaskan basis data varian baru virus dihimpun dari rumah sakit yang merawat pasien dengan varian baru, sehingga peneliti mendapatkan sampel napas untuk memperbarui kecerdasan buatan GeNose C19.
Ia meyakini pembaruan kecerdasan buatan GeNose C19 mampu mengantisipasi varian-varian baru virus SARS-CoV-2 yang muncul di Tanah Air. "Varian D64G sudah masuk ke data base yang sekarang," kata Dian.
Kecerdasan buatan GeNose C19 versi terbaru, kata dia, juga menyediakan indikator bagi operator untuk menerapkan SOP secara tepat agar pembacaan kurva lebih akurat dan mudah.
Selain itu, menurut dia, AI versi 1.3.2 build 6 diperbarui dari sisi interface yang lebih ramah bagi operator alat (user friendly) fitur pembacaan kurva secara manual.
"Fitur ini nantinya bisa membantu dokter atau tenaga kesehatan yang ingin mempelajari bentuk-bentuk kurva hasil pembacaan alat GeNose C19," kata Dian.
Prosedur standar operasi (SOP) GeNose C19, lanjut Dian, juga disusun menjadi lebih ringkas dan sederhana untuk operator yang terdiri dari dua halaman, meliputi tahap persiapan alat, pengambilan sampel, hingga pengelolaan limbah GeNose C19.
Dengan mekanisme tersebut, operator alat GeNose C19 bisa mempersiapkan kondisi lingkungan sebelum pengambilan sampel napas.
Dian menjelaskan bahwa pembaruan kecerdasan buatan GeNose C19 akan berjalan dinamis. Artinya, perangkat AI akan rutin diperbarui dan hal itu membutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk memastikan prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan tepat.
"Setiap operator perlu secara rutin memeriksa dan memperbarui perangkat lunak alat GeNose C19 hanya melalui fitur di perangkat lunak yang sudah ada dan terhubung dengan Internet," ujarnya.
Baca juga: Belum ada bukti ilmiah, IDI tolak komentari GeNose
Baca juga: Kemenparekraf berencana jadikan sejumlah desa wisata contoh penerapan GeNose C19
UGM memperbarui kecerdasan buatan GeNose C19 mampu pertajam kemampuan deteksi
Kami validasi dan diinjeksikan pada AI sebagai basis data baru mempertajam akurasinya