Pertamina Sumbagsel salurkan makanan tambahan tekan stunting di Pangkalpinang

id Pertamina,Stunting

Pertamina Sumbagsel salurkan makanan tambahan tekan stunting di Pangkalpinang

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menyalurkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak-anak stunting di Kota Pangkalpinang, Jumat (4/8/2023) (ANTARA/HO-Humas Pertamina Sumbagsel)

Pangkalpinang (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menyalurkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak-anak stunting di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai komitmen perusahaan membantu pemerintah daerah memerangi stunting.

"Kami berharap melalui kegiatan ini, kita dapat menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas dan tentunya merdeka dari stunting," kata Area Manager Communication, Relation dan CSR Pertamina Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan bantuan PMT ini diberikan kepada 50 keluarga dari berbagai kelurahan di Kota Pangkalpinang dan merupakan anak tergolong stunting dengan latar belakang ekonomi keluarga yang kurang mampu.

Adapun bantuan yang diberikan yaitu berupa madu hasil budidaya Lebah Trigona oleh kelompok Aok Bee Farm, karena madu dipercaya sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, diberikan pula bantuan berupa Virgin Coconut Oil (VCO), biskuit blondo, dan makanan lain sebagai pelengkapnya.

"Selain di Kota Pangkalpinang, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel juga telah melakukan program penanganan stunting di wilayah Palembang dan Jambi dengan total sebanyak 306 orang," katanya.

Menurut dia program ini juga menjadi salah satu bentuk komitmen Pertamina dalam mendukung program pemerintah mengenai percepatan penanganan stunting. Dimana Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, maka sangat penting bagi kita untuk turut melakukan berbagai aksi untuk mencapai angka penurunan stunting sebesar 14 persen di 2024.

"Selama ini gizi buruk terutama bagi balita menjadi ssatu masalah kesehatan yang masih dapat ditemui di Indonesia terutama pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah," katanya.

Ia menambahkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022. Stunting sendiri merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama.

"Mudah-mudahan melalui kegiatan ini, kita dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke 2 dan 3 berupa tanpa kelaparan dan kehidupan sehat dan sejahtera," katanya. ***3***