Interaksi langsung jadi kunci penantang menang dalam Pilkada Lampung

id Lampung ,Bandarlampung ,Pilkada

Interaksi langsung jadi kunci penantang menang dalam Pilkada Lampung

Arsip: Pelaksanaan Pemungutan Suara pada Pilkada Serentak 2024 di Provinsi Lampung. (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Kalau dilihat dari kampanye, calon penantang lebih dominan dibandingkan petahana

Bandarlampung (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI) 2024-2027 Darmawan Purba menilai interaksi langsung dengan pemilih menjadi kunci banyaknya calon penantang menang melawan petahana dalam Pilkada Serentak 2024 di Provinsi Lampung.

"Kalau dilihat dari kampanye, calon penantang lebih dominan dibandingkan petahana. Ditambah lagi pembentukan jejaring seperti struktur tim pemenangan, relawan, dan vote getter yang masif, dapat mempengaruhi suara publik dalam pilkada ini," kata Darmawan saat dihubungi di Bandarlampung, Sabtu.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) itu mengungkapkan bahwa calon penantang juga seringkali menggunakan lebih banyak alat peraga kampanye, seperti baliho, spanduk, dan poster, untuk menjangkau pemilih di berbagai lokasi.

"Kemudian, intensitas dan aktivitas di media sosial juga menjadi kunci, di mana calon penantang dapat berinteraksi langsung dengan pemilih dan membangun komunitas pendukung yang aktif. Terlebih calon penantang juga banyak melakukan dialog langsung dengan warga," kata dia.

Tentunya, menurut Darmawan, kondisi ini membantu calon penantang membangun hubungan personal dan mendengarkan aspirasi masyarakat.

"Apalagi calon penantang juga kerap menghadirkan artis terkenal dalam kampanye yang dapat menarik perhatian publik dan menciptakan suasana meriah yang mengundang lebih banyak orang untuk berpartisipasi," kata dia.

Ia pun memastikan volume kampanye yang besar ini memberikan pengaruh terhadap pemilih untuk mengalihkan dukungannya dari petahana kepada calon penantang.

"Selain itu, calon penantang pada Pilkada Lampung juga didukung dengan modal politik dan modal ekonomi yang kuat. Modal politik yang mencakup jaringan dukungan dan pengaruh, membantu dalam mobilisasi pemilih dan mendapatkan legitimasi. Sementara, modal ekonomi memungkinkan mereka untuk membiayai kampanye secara efektif, termasuk alat peraga dan iklan," kata dia.

Darmawan menambahkan bahwa kombinasi kedua modal ini memungkinkan calon penantang untuk lebih kompetitif dibandingkan petahana, yang seringkali memiliki keunggulan dalam popularitas dan akses ke sumber daya.

"Pemilihan langsung ini tidak bisa dipungkiri lebih berfokus pada mobilisasi pemilih ketimbang substansi program atau visi calon. Sehingga popularitas sosok calon tidak menjadi acuan untuk menang dalam pilkada karena memang program, visi, misi, calon tidak menjadi perhatian publik,” kata dia.

Selain itu, Darmawan juga mengatakan bahwa strategi politik yang kurang tepat membuat banyak petahana di Lampung tumbang pada Pilkada Serentak 2024.

"Secara umum, faktor utama kekalahan calon petahana bukan karena rekam jejak kinerja. Runtuhnya calon petahana di Pilkada Serentak Lampung 2024 bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya strategi politik yang kurang tepat," katanya.

Diketahui beberapa calon petahana di Lampung berguguran pada Pilkada Serentak 2024 berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei, seperti di Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah, Tulangbawang, Tanggamus, Tulangbawang, Lampung Selatan dan Kota Metro.

Baca juga: KPU: Pengumuman hasil Pilgub Lampung 2024 pada 15 Desember

Baca juga: KPU Lampung Selatan: Rekapitulasi suara di kecamatan telah capai 80 persen

Baca juga: Pj Gubernur Lampung minta masyarakat tunggu hasil perhitungan KPU