Natal lewat fragmen kain tenun, batik, dan iringan angklung para lansia di AS

id natal, amerika serikat, angklung, batik,hari natal Oleh Agus Wira Sukarta

Natal lewat fragmen kain tenun, batik, dan iringan angklung para lansia di AS

Natal lewat fragmen kain tenun, batik dan iringan angklung para lansia di AS. ANTARA/HO

berita Natal itu pun sudah disampaikan di masa lalu lewat keindahan kain tenun tradisional dan lukisan indah batik Indonesia.
Bandarlampung (ANTARA) - Adalah keindahan tiada tara ketika fragmen tenun dan batik berbicara tentang sejarah kelahiran Yesus diiringi alunan angklung dalam ibadah Natal Gereja Indonesia di Amerika Serikat (AS). 

Untuk pertama kalinya, ibadah di hari Natal, 25 Desember 2022 digelar oleh Indonesian American Presbyterian Church (IAPC) dengan memakai angklung sebagai alat musik dan sekaligus memperkenalkan kain batik dan tenun Indonesia.  

Seirama dengan tema ibadah Natal “… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” (Matius 2:12), pesan Natal yang dibawakan oleh Pendeta Romy Pelupessy tampil mempesona karena berhasil menghadirkan kisah kelahiran Yesus lewat tiga fragmen keindahan gambar dan corak dari kain tenun dan batik Indonesia yang dipaparkan di hadapan semua jemaat yang hadir. 

Pendeta dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) ini mengkhotbahkan bagaimana filosofi dan kisah kelahiran bayi Natal dalam nuansa etnik Indonesia lewat tiap untaian benang kain tenun dan goresan tinta lilin batik indah dari tiap jemari pembuatnya di masa lalu.

“Bahwa berita Natal itu pun sudah disampaikan di masa lalu lewat keindahan kain tenun tradisional dan lukisan indah batik Indonesia,“ ujar pendeta muda yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan pascasarjananya di Fordham University New York saat ini. 

Ibadah Natal yang sangat Indonesia ini dimulai dengan kidung pembukaan dengan instrumentalia angklung bertajuk “O Holy Night”.

Kemudian bergantian tiga fragmen kain tenun dan batik disampaikan satu persatu dalam kothbah Natal yang diselingi dengan irama alunan music angklung. Tiga pesan Natal tematik yang disampaikan mengagumkan melalui kehadiran “A Sacred Wisdom of Batik Tiga Negeri (Java) dan Christmas Survival, A Sacred Wisdom of Tenun Gerinsing (Bali) and Christmas Hope, dan terakhir fragmen A Sacred Wisdom of Tenun Hinggi Kombu (Sumba) and Christmas Love. 

Menurut Penatua Isje Kansil, yang juga salah satu pemain angklung dan pengurus gereja IAPC, ibadah dengan iringan musik angklung adalah satu terobosan pertama untuk memperkenalkan musik angklung dalam gereja dan publik di Amerika.

“Bahwa musik angklung dapat dimainkan tak kalah syahdu dan indah dalam membawakan lagu-lagu klasik natal sejak awal hingga akhir ibadah gereja,” katanya menjelaskan. 

Tak kalah menariknya, para pemain angklung dari Schweinhaut Angklung adalah ada para lanjut usia yang bukan orang Indonesia dan bukan penganut agama Kristen.  Bahkan ada juga yang menjadi penyandang disabilitas.

Menurut Ibu Ary Peach, pelatih dan pemimpin dari grup Schweinhaut Angklung, para lansia anggota Schweinhaut berasal dari Washington DC Area dan sudah menguasai angklung dengan baik karena sudah latihan teratur setiap minggu. Sehingga setiap  kidung natal yang mereka mainkan di ibadah Natal ini dapat dimainkan lancar walaupun dengan persiapan yang singkat. 

Demikianlah tembang-tembang klasik ibadah natal seperti O Holy Night, Malam Kudus, Amazing Grace, dan White Christmas, bergaung indah dalam ibadah Natal ini.  Bersama suara getaran bambu angklung, yang berpadu cantik  dengan dentingan piano dan suara nyanyian jemaat dengan lirik berbagai lagu natal daerah Indonesia yang hadir di ibadah.

Ibadah Natal menjadi sarat dengan makna keagungan hari Natal. Ibadah menjadi khusyuk dan syahdu, terutama dalam saat teduh penyalaan lilin pengucapan syukur untuk kelahiran Yesus. Lagu “Malam Kudus” mengalir lembut membawa Kembali kenangan malam kelahiran Yesus larut dalam nuansa khas Natal Indonesia. 

Indonesian American Presbyterian Church (IAPC) adalah gereja yang bekerja sama dengan Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB). Selama 20 tahun lebih pelayanannya di Maryland (Washington DC Area) Amerika Serikat. Dalam acara ini turut hadir dalam ibadah Deputy Chief of Mission (DCM) KBRI Washington DC Sade Bimantara.


Baca juga: KBRI Beijing gelar "Open House" perayaan Natal
Baca juga: Gereja Katedral Kristus Raja Lampung ajak umat bijak jaga lingkungan