Nira dari aren panenan petani desa di Kabupaten Rejang Lebong diminati pengusaha dari Riau

id Rejang Lebong ,tanaman aren ,air nira ,Desa Sindang Jaya

Nira dari aren panenan petani desa di Kabupaten Rejang Lebong diminati pengusaha dari Riau

Lemari pendingin yang disiapkan pengusaha Riau untuk membeli nira di Desa Sindang Jaya, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. (ANTARA/HO-Distankan Rejang Lebong)

Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Nira dari aren panenan petani Desa Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu diminati pengusaha dari Pekanbaru, Provinsi Riau untuk dijadikan produk olahan makanan dan minuman.

Kepala Desa Sindang Jaya Andri Jendro saat dihubungi di Rejang Lebong, Kamis (2/9), mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pasokan kebutuhan perusahaan swasta asal Pekanbaru, Provinsi Riau itu, yang akan membeli nira, panenan petani setempat.

"Saat ini sudah ada pengusaha swasta dari Kota Pekanbaru yang datang ke desa kami dan akan membeli air nira yang dihasilkan petani di Desa Sindang Jaya. Sekarang masih dalam persiapan, baik yang dilakukan oleh pihak Desa Sindang Jaya maupun pengusaha yang akan membeli air nira dari desa kami ini," kata dia.

Dia menjelaskan nira dari desa itu akan dibeli pengusaha seharga Rp1.500 per liter. Saat ini, pihak pengusaha sudah mengirimkan lemari pendingin ukuran besar untuk membuat nira bertahan lama sebelum diolah menjadi bahan makanan atau minuman lainnya.

"Awalnya mereka itu pernah datang ke desa kami setahun yang lalu dan sering berkomunikasi sehingga kemudian mereka tertarik untuk membuka usaha di bidang pengolahan air nira. Nantinya kita yang menampung niranya dan nanti mereka yang akan menjemputnya, dengan jumlah pembelian air nira per minggunya sekitar 2.000 liter," katanya.

Nira yang dibeli dari petani melalui BUMDes Sindang Jaya ini, tambah dia, akan dimasak terlebih dahulu hingga mendidih, lalu dikemas dalam kantong plastik per liter, dan selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin sehingga bisa bertahan hingga enam bulan sebelum dibawa ke Riau.

Ia menyebut produk tanaman aren di desa itu cukup melimpah. Jumlah warga setempat yang menekuni usaha pengolahan aren 275 kepala keluarga (KK) atau lebih dari 50 persen total warga setempat.

Mereka setiap hari bisa menghasilkan gula batok minimal 500 kilogram. Untuk menghasilkan satu kilogram gula batok butuh nira 7-10 liter. Harga pembelian yang dipatok pengusaha Riau sebanding dengan nilai gula batok di tingkat petani, antara Rp12.000-15.000 per kilogram.

Menurut dia, pembelian nira oleh pengusaha asal Raiu tersebut meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong M. Yusup menilai positif pembelian nira dari desa itu oleh pengusaha asal Riau karena akan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
 
Ia menyebut tanaman aren salah satu produk unggulan Kabupaten Rejang Lebong setelah kopi dan sayur-mayur.

Luas perkebunan aren milik warga setempat mencapai 2.280 hektare, sedangkan produk gula aren di daerah itu hingga 5.442 ton per tahun.