Jadilah pahlawan di masa pandemi

id lampung, pringsewu, kekeminfo, kominfo,hari pahlawan

Jadilah pahlawan di masa pandemi

Peringatan hari pahlawan dengan melaksanakan tabur bunga. (Antaralampung/HO)

Para petugas medis juga bisa disebut pahlawan

Bandarlampung (ANTARA) - Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 ini terasa sangat berbeda. Tanpa upacara besar, arak-arakan, maupun pementasan drama kolosal kisah kepahlawanan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Paling hanya ziarah ke makam pahlawan atau upacara dengan peserta sangat terbatas. Yang terpenting tidak mengurangi kekhidmatan atau kesakralan dalam mengenang pengorbanan para pejuang bangsa. Semua ini diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang nyaris melumpuhkan perekonomian lebih dari separuh warga bumi.

Berbicara tentang pahlawan, orang awam pada umumnya selalu mengaitkan dengan pahlawan di medan perang. Meskipun tidak selalu demikian. Orang yang berjasa bagi bangsa dan negara atau agama atau lainnya atau memiliki jasa pengorbanan besar di bidang tertentu pun bisa disebut pahlawan.

Bahkan, di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, para petugas medis juga bisa disebut pahlawan. Intinya mereka yang rela mengorbankan jiwa dan raga, harta benda, bahkan kepentingan pribadi demi kemaslahatan masyarakat itu juga disebut pahlawan. Bahkan, masyarakat awam yang turut membantu dalam menekan dan memutus rantai penyebaran COVID-19 pun bisa disebut pahlawan, sesuai kapasitasnya masing-masing.

Di garis terdepan, tentunya ada dokter dan tenaga medis yang berjuang menangani pasien-pasien COVID-19, yang pada kenyataannya tidak bisa berjuang sendirian. Sedangkan, masyarakat bisa turut berjuang dan membantu meringankan beban tugas mereka.

Terkait, peran serta masyarakat dalam berjuang bersama memutus rantai penyebaran COVID-19 ini, juga disampaikan oleh Juru Bicara COVID-19 Reisa Broto Asmoro, saat konferensi pers secara daring yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Jakarta.

dr Reisa mengatakan, berdasarkan data Satgas COVID-19, per 6 November jumlah kasus aktif di bawah 60 ribu atau 12,7 persen dari total kasus, dan jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia yang berada di kisaran angka 25 persen dari total kasus. Data terbaru kasus sembuh saat ini berjumlah 360.705 atau sekitar 84 persen dari total akumulatif. Bahkan lebih baik dan lebih tinggi dari angka sembuh dunia sebesar 71,3 persen.

“Keberhasilan ini juga berkat bantuan dan perjuangan para relawan, personel TNI, Polri, dan aparat pemda sampai ke tingkat RT yang telah aktif meningkatkan kinerja 3T, yakni Tracing, Testing, dan Treatment. Tentu saja, termasuk masyarakat yang telah disiplin melakukan upaya pencegahan dengan mematuhi protokol kesehatan, yakni dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun, atau berkat sinergitas di antara semua komponen bangsa,” kata Juru Bicara COVID-19 Reisa Broto Asmoro, saat konferensi pers secara daring yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Jakarta, melalui siaran pers yang diterima, di Bandarlampung, Senin.

Kemudian kaitan dengan vaksin COVID-19, dr.Reisa mengungkapkan hasil diskusi bersama Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika, seorang ahli virologi dari Universitas Udayana beberapa waktu lalu, bahwa kita semua memiliki andil besar dalam menyukseskan vaksinasi nantinya. Karenanya, kita berharap dan berdoa uji klinis terhadap vaksin yang sangat kita nanti-nantikan ini akan berhasil, sehingga program vaksinasi dalam rangka menangani COVID-19 khususnya di Tanah Air akan sukses, sehingga Indonesia terbebas dari pandemi COVID-19.
Baca juga: Presiden Jokowi pimpin Upacara Ziarah Nasional di TMP Kalibata
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin ajak bangkitkan jiwa kepahlawanan di masa pandemi
Baca juga: PB IDI sebut masyarakat harus jadi garda terdepan lawan COVID-19