Tidak bisa mudik, karyawan HK isi waktu luang dengan menggambar wajah Didi Kempot

id Lampung, hutama karya, didi kempot, ambyar

Tidak bisa mudik, karyawan HK isi waktu luang dengan menggambar wajah Didi Kempot

Kepala Cabang Tol Hutama Karya Ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung Yoni Setyo Wisnuwardhono menunjukan hasil karya challenge menggambar wajah Didi Kempot di roti tawar dengan meses. (Foto : Antaralampung/Istimewa)

Semoga dengan adanya tantangan ini bisa sedikit mengobati rasa rindu kepada keluarga terutama anak dan istri, kata Yoni
Bandarlampung (ANTARA) -
Kepala Cabang Tol Sumatera Ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) Yoni Setyo Wisnuwardhono, Section Head Operasi Terpeka Mudjiono, Section Head Keuangan Terpeka Daniel dan Section Head Usaha Lain Terpeka Yos Agustino menunjukan hasil karya membuat gambar Didi Kempot di roti tawa menggunakan meses (Foto : Antaralampung/Istimewa)


Para karyawan PT Hutama Karya (HK) Jalan Tol Ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) yang tidak bisa pulang untuk berkumpul bersama keluarga akibat pandemi COVID-19, mengisi waktu luang dengan membuat challenge wajah sendiri atau figur orang lain, dengan bahan roti tawar dan meses, salah satunya gambar artis Didi Kempot, yang meninggal beberapa hari lalu.

"Kami membuat challenge dengan merangkai wajah sendiri atau orang lain dengan bahan roti tawar, meses dan margarine. Ini dilakukan untuk mengisi waktu luang sebelum berbuka puasa atau setelah sholat tarawih," kata Kepala Cabang Hutama Karya Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Terpeka Yoni Setyo Wisnuwardhono, di Gerbang Tol Simpang Pematang, Jumat.

Menurutnya, challenge ini untuk mengisi waktu luang dan kosong sebelum berbuka puasa, apalagi dengan stastus pandemi COVID-19 para karyawan yang merantau dari Jawa dan Sumatera tidak bisa mudik.

Baca juga: HK bagikan masker dan APD untuk tenaga medis

Menurut para karyawan, dengan kegiatan mengisi waktu luang ini, sedikit bisa mengobati rasa rindu kepada keluarga. Lantaran tidak bisa mudik diakibatkan pandemi COVID-19.

"Saya akan menggambar keluarga saya, karena rasa kangen yang tak terhingga. Semoga dengan adanya tantangan ini bisa sedikit mengobati rasa rindu kepada keluarga terutama anak dan istri," kata Yoni.

Ia menjelaskan, tantangan ini baru pertama kali dimainkan para karyawan yang ada di ruas Terpeka. Bukan hanya tantangan seperti ini, tetapi banyak permainan yang bisa membuat para perantau bisa mengobati rasa kangen dengan keluarga.

"Yang pasti kita banyak cara dan model untuk bisa mengisi waktu luang sehari-hari. Saat puasa seperti ini, biasanya berbuka dengan keluarga anak dan istri, tetapi akibat wabah virus corona ini tidak bisa mudik. Tetapi di sini juga keluarga semua, walaupun sedih semua ini tantangan yang harus dilewati," jelasnya.

Baca juga: Hutama Karya siagakan 14 ambulans di sepanjang JTTS

Bukan hanya menggambar sosok istri dan anak-anak, tetapi para karyawan yang tergabung di ruas Terpeka ini juga mencoba membuat gambar sang maestro lagu Jawa yaitu Didi Kempot yang dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak sampai orang tua.

Sosok Didi Kempot ini dikenal sebagai salah satu penyanyi yang dapat menghibur seluruh lapisan masyarakat dari berbagai lagu ciptaannya.

"Kami mencoba mengenang almarhum Didi Kempot dengan menggambarnya di roti tawar. Semoga dengan ini, bisa mengenang karya-karya yang telah diciptakannya," katanya.

Section Head Keuangan Terpeka, Daniel yang berasal dari Toraja Sulawesi Selatan mengatakan, kegiatan melukis dengan menggunakan media roti tawar dan meses ini sedikit mengalami kesulitan karena bentuknya terlalu kecil, dan harus hati-hati saat meltakkan meses di roti tawar.

Baca juga: Hutama Karya lakukan simulasi penanganan COVID-19 di JTTS

"Walaupun sulit tetap semangat, kita semua berembuk dan memilih wajah Didi Kempot untuk mengenang sang maestro yang terkenal dengan lagu 'Stasiun Balapan Solo dan yang terbaru lagu Ambyar," jelasnya.

Daniel menjelaskan, kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang yang kosong bersama kawan-kawan dari perantauan yang tidak bisa pulang akibat pandemi COVID-19.