Banda Aceh (ANTARA) - Jembatan baru hutan manggrove atau bakau di Kuala Langsa akan menambah khasanah destinasi wisata dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, kata Wali Kota Langsa Usman Abdullah, Senin.
"Ini adalah 'marketing', menjual jasa pariwisata kepada pengunjung. Jasa itu dapat kita jual, jika kualitasnya baik dan pengunjung merasa puas. Apalagi destinasi wisata kita ini sudah berskala nasional, dan bahkan Internasional. Ada juga orang-orang dari Eropa yang berkunjung kemari," jelas Usman di Kuala Langsa, Langsa, Aceh, Senin.
Baca juga: Pemkot Langsa ajukan hutan bakau masuk program strategis wisata nasional 2020
Hal itu diungkapkannya ketika meresmikan jembatan baru hutan bakau yang baru selesai dibangun dihadiri sejumlah pejabat, seperti Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) terkait, camat, geuchik (kepala desa), danpos Lanal, dan pengelola hutan mangrove.
Ia melanjutkan, jika wisatawan domestik maupun asing merasa nyaman dan puas, maka mereka akan menceritakan kepada orang lain tentang keindahan berwisata di Kota Langsa.
Wali kota juga meminta kepada geuchik dan pihak terkait Gampong (Desa) Kuala Langsa agar dapat memberikan kenyamanan kepada setiap pengunjung yang datang.
"Kami harap Pak Geuchik beserta masyarakat di sini ikut membantu, dan menjaga serta mempromosikan tempat ini," kata dia.
Baca juga: Objek Wisata Mangrove Sekar Bahari Diresmikan
Sementara kepada pihak pengelola hutan mangrove, dan juga masyarakat setempat di Gampong Kuala Langsa diharapkan menjaga fasilitas pemerintah daerah ini dengan baik.
Seperti diketahui, setidaknya ada 38 jenis mangrove yang tumbuh di kawasan hutan seluas delapan ribu hektare, dan menjadi ekowisata terfavorit karena salah satu ikon Kota Langsa.
"Fasilitas ini milik Pemerintah. Dibangun dengan anggaran Pemerintah yang berasal dari uang rakyat. Maka sama-sama kita menjaga dan merawatnya," tutur Wali Kota Usman.