Siswa disabilitas Lampung Timur hasilkan batik motif badak dan lada

id batik lada dan badak, batik lampung timur,batik disabilitas,festival batik lampung

Siswa disabilitas Lampung Timur hasilkan batik motif badak dan lada

Batik motif badak dan lada khas Lampung Timur hasil karya siswa penyandang sisabilitas hadir di Festival Batik Lampung, Bandarlampung, Rabu 30/10/2019 (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandar Lampung (ANTARA) - Siswa penyandang disabilitas SLB (Sekolah Luar Biasa) Lampung Timur telah menghasilkan batik motif badak dan lada, yang menjadi ciri khas Kabupaten Lampung Timur.

"Batik dengan motif badak dan lada yang saat ini menjadi ciri khas Lampung Timur, merupakan hasil karya anak-anak disabilitas dari sekolah luar biasa yang telah dibina oleh para guru," ujar Lia salah seorang perwakilan dari Kabupaten Lampung Timur, di Bandarlampung, Rabu.

Menurut Lia, anak-anak disabilitas dibina untuk membatik guna menyalurkan bakat dan menambah keahlian.

"Anak-anak disabilitas dibina oleh para pengajar untuk belajar batik tulis, tujuannya agar kelak dikemudian hari mereka dapat mandiri dengan bakat dan keahlian yang mereka miliki," ujar Lia saat di temui di acara Festival Batik Lampung.

Menurutnya, seluruh proses membatik dilakukan oleh siswa disabilitas.

"Keseluruhan produksi dari membuat sketsa, membatik dengan canting hingga pewarnaan dilakukan oleh siswa penyandang disabilitas dengan pengawasan dan bimbingan guru," ujarnya.

Baca juga : Festival Batik Lampung hadirkan batik motif lada dan badak khas Lampung Timur

Menurutnya, batik karya siswa penyandang disabilitas didominasi dengan warna-warna terang sebagai bentuk eksplorasi para siswa.

"Kebetulan siswa penyandang disabilitas sangat gemar menggunakan warna-warna terang sehingga menjadi salah satu ciri khas tersendiri bagi batik khas Lampung Timur ini," ujarnya.

Batik khas Lampung Timur ini dijual dengan harga yang bervariatif.

"Harga untuk kain katun biasa berkisar Rp 110.000 hingga Rp 150.000 per lembar kain batik, sedangkan untuk kain satin katun dan sutera dijual Rp 200.000 hingga Rp 400.000 per lembar kain batik," ujar Lia.

Menurutnya, pemilihan motif batik hasil karya siswa penyandang disabilitas dilakukan sesuai dengan ciri khas Kabupaten Lampung Timur yang lekat dengan lada dan badak.

"Kami memilih badak sebagai motif khas karena Lampung Timur memiliki konservasi badak di Way Kambas serta telah menjadi ikon di masyarakat, sedangkan lada sebagai komoditas unggulan Lampung Timur dipilih karena kami ingin mempopulerkan kembali di tengah masyarakat melalui motif batik," ujarnya.