Wali Kota Metro Panggil Dinkes Terkait Kematian Pasien DBD

id panggil dinkes metro, wali kota metro,achmad pairin,kematian pasien dbd

Wali Kota Metro Panggil Dinkes Terkait Kematian Pasien DBD

Wali Kota Metro Achmad Pairin (Foto: Antaralampung.com/Hendra)

Jangan sampai ada penolakan. Ditempatkan di lorong-lorong tidak apa-apa. Yang penting tetap ditangani, katanya 
Metro, Lampung (Antaranews Lampung) -  Wali Kota Metro, Provinsi Lampung, Achmad Pairin akan memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk menindaklanjuti pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menyusul meninggalnya seorang aparatur sipil negara (ASN) akibat penyakit tersebut.

 "Ya dalam waktu dekat Dinkes akan kita panggil. Karena upaya pencegahan mulai dari sosialisasi itukan sudah dilakukan. Tapi tetap saja masih banyak, bahkan sudah menelan korban jiwa," kata Pairin di Metrio, Rabu.

Menurut dia, meninggalnya ASN bernama Azhari Pamungkas (30) bisa saja karena terlambat masuk ke rumah sakit atau perawat yang belum faham jika korban sudah dalam kondisi kritis. 

"Masuk rumah sakit trombositnya itu sudah 3.500. Itukan sudah kritis. Trombosit segitu sudah empat hari demam. Ini bisa karena telat masuk rumah sakit, bisa juga karena perawat yang belum memahami kalau pasien ini sudah kritis," katanya. 

Dikatakan Pairin, saat ini terjadi perubahan siklus penyakit DBD. Dulu, masa inkubasi penyakit ini tujuh hari setelah tergigit nyamuk, tapi saat ini menjadi 10 hari setelah tergigit," katanya. 

Oleh karena itu, harus dideteksi sedini mungkin. Petugas medis juga harus faham betul, karena itu Dinkes akan dipanggil sebab instansi itu tahu akan pencegahanya.

Pairin juga mengharapkan masyarakat diberi pemahaman akan penyakit DBD ini, sebab saat ini belum semua masyarakat tahu akan tanda-tanda penyakit DBD. 

"Kalau sosialisasi sudah sering kita lakukan. Setiap puskesmas juga sudah sering melakukan sosialisasi. Tetapi masih ada masyarakat yang belum faham akan tanda penyakit ini," jelasnya. 

Pairin meminta rumah sakit yang ada di Kota Metro untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien DBD. "Jangan sampai ada penolakan. Ditempatkan di lorong-lorong tidak apa-apa. Yang penting tetap ditangani," katanya. 

 Pairin menambahkan, pihaknya masih akan mempelajari peningkatan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD. "Kalau peningkatan status saya masih akan pelajari mekanismenya. Tetapi yang paling penting sekarang itu antisipasi. Makanya akan panggil Dinkes," tambahnya.