Jakarta (Antaranews Lampung) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Islam wasathiyah atau moderat adalah DNA-nya perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN).
"Jika ada mahasiswa atau lulusan PTKIN menjadi ekstremis, ini perlu dipertanyakan DNA-nya," kata Menag Lukman di Jakarta, Senin (29/1).
Untuk itu, dia mengingatkan PTKIN harus terus menjaga DNA itu dan menyebarkan Islam moderat itu kepada masyarakat lewat jalur pendidikan.
Terkait pengembangan universitas Islam negeri yang memiliki program studi (prodi)umum, Lukman mengatakan agar nilai-nilai keagamaan tetap ada. Jangan sampai UIN yang intinya adalah lembaga pendidikan tinggi Islam justru lupa dengan intinya sebagai unsur ke-Islam-an.
"Program-program studi ke-Islaman perlu dikawal dengan sebaik-baiknya karena itu adalah intinya, begitu juga program studi yang bersifat umum," kata dia.
Pengawalan studi umum di perguruan tinggi Islam, kata Lukman, sangat penting dilakukan menilik terjadi tren prodi agama di PTKIN semakin kecil peminatnya daripada jurusan umum.
Dia menekankan pentingnya ilmu agama di tengah umat yang beragam. Dalam beragama tidak cukup lewat semangat saja tapi perlu diiringi dengan wawasan dan pengetahuan keagamaan. Maka dari itu, PTKIN sangat memainkan peranan penting dalam menjaga keilmuan agama.
Lukman mencontohkan ilmu hadits sangat diperlukan kajiannya secara keilmuan di tengah melajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.
"Ilmu itu sangat relevan pada saat ini agar masyarakat tidak mudah terpancing atau percaya pada fitnah dan 'hoax'," kata dia.
Menag: Moderat adalah "DNA" perguruan tinggi islam
Jika ada mahasiswa atau lulusan PTKIN menjadi ekstremis, ini perlu dipertanyakan DNA-nya, Lukman