Harga Singkong Di Lampung Timur Naik

id Harga Singkong Di Lampung Timur Terus Membaik, sukadana, lamtim, komoditas, petani, hektar, kebun,

Harga Singkong Di Lampung Timur Naik

Petani di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung sedang merawat tanaman singkong yang masih usia muda. (Foto ANTARA/M.Tohamaksun)

Tiga bulan sebelumnya, harga singkong berkisar antara Rp600 hingga Rp750 per kilogram, lalu naik dalam waktu satu bulan setengah menjadi Rp900/kg, sekarang ini mencapai Rp1.200 per kg."
Sukadana, Lampung Timur, (Antara Lampung) - Harga singkong (ubikayu) di Kabupaten Lampung Timur naik hampir mencapai 50 persen dalam tiga bulan terakhir.

Menurut informasi dari beberapa lapak atau pedagang pengepul di Labuhan Ratu Lampung Timur, Rabu, harga singkong sekarang ini mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.

"Tiga bulan sebelumnya, harga singkong berkisar antara Rp600 hingga Rp750 per kilogram, lalu naik dalam waktu satu bulan setengah menjadi Rp900/kg, sekarang ini mencapai Rp1.200 per kg," ujar Tamar, salah satu pedagang pengepul.

Menurutnya, kenaikan harga singkong disebabkan oleh kekurangan persediaan dari petani yang tidak bersamaan masa panennya, sehingga menyebabkan persediaan bahan produksi menurun.

Kendati demikian, lanjutnya, kekurangan produksi singkong dari petani, hanya beberapa lapak skala besar yang menampung singkong dikarenakan memerlukan modal tinggi, sedangkan lapak-lapak kecil hanya dapat membeli singkong hasil petani yang tidak cukup lahan pertaniannya.

Peredi, petani singkong lainnya mengatakan bahwa sekarang ini harga singkong mencapai Rp1.020/kg hingga Rp1.200/kg.

Harga sekarang ini, menurut dia, cukup membantu penghasilan sebagi petani singkong.

Ia mengatakan, apabila panen secara bersamaan dengan lahan seluas 10 hektare yang dimiliki dijual kepada tengkulak yang mempunyai modal cukup untuk membeli hasil panenannya, sehingga dia harus sedikit menambah pengeluaran untuk biaya sewa mobil untuk menjual hasil panen jika langsung kepabriknya.

Dia menjelaskan, dari luas lahan tersebut, dapat menghasilkan 19,5 ton/ha, atau 195 ton untuk 10 hektare.

Peredi berharap, harga singkong dapat stabil dan bertahan, sehingga bisa menutupi biaya produksi petani sendiri.

"Harapan saya sebagai petani singkong, harga ini dapat bertahan dan stabil, sehingga dapat menutupi biaya mulai dari tanam sampai dengan masa perawatannya," katanya pula.

Ia menambahkan, biaya produksi singkong sudah terbilang mahal sekarang ini, sejak dari kesiapan lahan, pengadaan bibit, upah buruh dan biaya pupuk serta obat-obatan.

Karena itu, wajar jika harga singkong sekarang mencapai Rp1.200/kg.