Jakarta (Antara Lampung) - Pemimpin Redaksi Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Akhmad Kusaeni menyatakan bahwa Djafar Assegaf semasa hidupnya merupakan tokoh pers yang dikenal luas sebagai wartawan diplomat.
"Kantor Berita Antara sangat berduka atas wafatnya Pak Djafar yang pernah menjabat Wakil Pemimpin Umum Antara," kata Akhmad Kusaeni saat menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Djafar Assegaf di Jakarta, Rabu.
Djafar Assegaf wafat di RSCM Jakarta pada Rabu pukul 05.00 WIB setelah sekian lama menderita sakit dan dirawat di rumah sakit itu.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Munggang Condet Balekambang Nomor 58 Jakarta Timur dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional di Kalibata, Jakarta Selatan.
"Kami kehilangan tokoh pers yang selama hidupnya didedikasikan untuk memajukan pers dan etika jurnalis, baik dalam pendidikan maupun praktiknya," kata Akhmad Kusaeni.
Djafar, kata dia, juga dengan konsisten menjalankan diplomasi pers sehingga dalam kariernya pernah menjabat sebagai Dubes RI di Vietnam.
"Ia adalah penerus wartawan diplomat dari Kantor Berita Antara. Sejumlah wartawan Antara yang pernah menjadi Dubes, antara lain, Adam Malik di Uni Soviet, August Marpaung di Australia, Makmur WIdodo di Perwakilan Tetap RI di PBB," katanya.
Ia berharap akan lahir lagi wartawan diplomat penerus Assegaf, Adam Malik, Marpaung, dan Widodo.
Bagi Kantor Berita Antara, katanya, Djafar adalah pimpinan yang pertama kali melakukan sistem komputerisai di redaksi dan produk Antara pada akhir 1980-an.
"Dahulu wartawan Antara membuat berita pakai mesin ketik, lalu Pak Assegaf mendapatkan hibah komputer NEC dari Jepang. Maka, wartawan Antara termasuk media pertama yang memakai layanan komputer di Indonesia. Itu berkat Pak Assegaf," katanya.