Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyatakan belum ada laporan penyebaran serangan serangga pembawa racun tomcat di provinsi itu.
"Sejauh ini belum ada laporan serangan serangga pembawa racun itu, jadi masyarakat tidak perlu resah, namun demikian kita harus tetap antisipasi sebelum tomcat itu sampai ke Lampung," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dr Reihana di Bandarlampung, Jumat.
Gejala tomcat, menurutnya, sudah ada sejak dulu. penyebaran berasal dari lendir kecowak atau serangga lainnya.
"Mungkin jumlahnya tidak terlalu banyak jika dibandingkan sekarang ini, jadi tomcat tidak begitu terdengar di masyarakat," ujarnya.
Ia lebih lanjut mengatakan, jika masyarakat kontak langsung dengan tomcat atau hewan sejenis serangga, sebaiknya langsung mencuci bagian yang terkena serangga tersebut dengan sabun.
"Kalau mulai ada gejala alergi, sebaiknya warga langsung konsultasi dengan puskesmas terdekat agar dapat diberi salep alergi," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono, mengatakan serangga "tomcat" atau kumbang rove yang memiliki racun penyebab luka pada kulit manusia, takut pada sinar matahari.
"Tomcat takut pada sinar matahari meskipun dia suka pada cahaya lampu," kata Agung Laksono, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Agung meminta masyarakat mewaspadai tomcat di daerah yang lembab dan tidak terpapar sinar matahari.
"Masyarakat sendiri diimbau untuk kerap menutup pintu dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang itu masuk," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidur menggunakan kelambu jika di daerahnya tengah mewabah serangan kumbang tersebut.
Agung mengatakan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian telah melakukan koordinasi untuk menanggulangi serangan tomcat.
"Salah satu upaya penanggulangan adalah penyemprotan insektisida dan sosialisasi kepada masyarakat," kata dia menambahkan.
(ANTARA).
