Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan angka stunting di wilayah itu turun menjadi 13,2 persen pada 2025 melalui kolaborasi lintas sektor hingga ke wilayah desa.
"Untuk 2025 ini angka stunting ditargetkan bisa turun sampai 13,2 persen, dan ada target juga agar Provinsi Lampung bisa menuntaskan stunting menjadi nol kasus dengan peran dan kolaborasi lintas sektor hingga desa," ujar Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung M Firsada di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan penguatan peran posyandu sangat penting sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak hingga tingkat desa dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Posyandu harus aktif melakukan pendekatan dan harus jemput bola langsung ke masyarakat di desa atau kelurahan. Perlu juga dilengkapi dengan kader yang terlatih agar intervensi gizi terhadap ibu hamil dan balita dapat dilakukan secara tepat dan terukur," katanya.
Ia menambahkan edukasi mengenai gizi seimbang dan pola hidup sehat kepada masyarakat juga perlu menjadi fokus dalam menurunkan angka stunting.
"Maka perlu melakukan juga kampanye tentang penurunan stunting melalui berbagai kanal komunikasi. Sebab masyarakat harus diberikan pemahaman mengenai dampak stunting terhadap pertumbuhan fisik, kecerdasan, serta produktivitas anak di masa depan. Edukasi ini juga mencakup pentingnya pola makan sehat, sanitasi bersih, dan peran keluarga untuk menerapkannya," ucap dia.
Pemerintah Provinsi Lampung, lanjut dia, telah melakukan berbagai program lintas sektor yang menyasar kelompok sasaran seperti ibu hamil, balita, remaja putri, calon pengantin, serta pasangan usia subur untuk mencegah stunting melalui berbagai jenis intervensi.
"Pendampingan khusus juga diberikan kepada ibu hamil dengan risiko kekurangan gizi, agar anak yang dilahirkan tidak mengalami stunting," tambahnya.
Dengan kolaborasi berbagai pihak dan komitmen di tingkat provinsi hingga desa, ia optimistis Provinsi Lampung mampu menurunkan angka stunting hingga tidak ada lagi anak stunting di wilayahnya.
"Zero stunting ini pasti akan terwujud kalau semua bekerja sama melakukan intervensi sensitif dan spesifik untuk mencegah stunting pada anak," ujar dia lagi.
Berdasarkan data dari BKKBN Provinsi Lampung, kondisi stunting di Provinsi Lampung pada 2024 sudah mencapai persentase di bawah satu persen, terutama untuk wilayah Kota Bandarlampung dan Kabupaten Pesisir Barat.
Total prevelansi stunting di Lampung saat ini 14,9 persen atau turun 0,3 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Pemprov Lampung latih vokasi SDM desa gali potensi dan inovasi
Baca juga: Gubernur Lampung: Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi harus dimulai dari desa
Baca juga: Pemprov Lampung fasilitasi 600 titik di desa untuk pembuatan pupuk organik