Jakarta (ANTARA) - PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya, kode emiten: AGRO), bank digital bagian dari BRI Group, membukukan pertumbuhan total kredit sebesar Rp6,8 triliun pada kuartal II tahun ini, atau meningkat 12,1 persen year-on-year (yoy).
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia menuturkan dalam public expose di Jakarta, Selasa, bahwa peningkatan kinerja tersebut merupakan dampak dari berbagai inovasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh perseroan.
"Dengan adanya permintaan pasar yang tinggi terhadap produk perbankan digital, Bank Raya melihat kesempatan untuk berinovasi dengan semakin luas. Maka kolaborasi menjadi pendongkrak untuk pertumbuhan bisnis kami, agar semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan produk digital Bank Raya,” katanya.
Dengan total kredit yang meningkat, pihaknya pun mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 9 persen yoy menjadi Rp13,1 triliun.
Bagus menuturkan bahwa komitmen pihaknya untuk terus memperkuat bisnis digital juga ditunjukkan dengan disbursement kredit digital selama kuartal II 2024 yang mencapai Rp8,1 triliun, atau naik 60,3 persen yoy.
Hal tersebut pun mendorong pertumbuhan outstanding kredit digital perseroan secara signifikan mencapai 81,5 persen yoy dengan nilai Rp1,5 triliun.
Ia mengatakan bahwa perseroan juga berhasil memperbaiki rasio kredit macet bruto (non-performing loan/NPL gross) menjadi 4,14 persen pada kuartal II tahun ini dari 4,35 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, rasio NPL nett justru meningkat dari 1,75 persen pada kuartal II 2023 menjadi 1,8 persen pada periode yang sama tahun ini.
Seiring dengan pertumbuhan kredit tersebut, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan pun tumbuh mencapai 5,7 persen yoy menjadi Rp8,7 triliun.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh digital saving yang tumbuh sebesar 22,3 persen yoy menjadi Rp891,6 miliar serta volume transaksi yang tumbuh sebesar 12,5 persen yoy menjadi Rp1,6 triliun.
Berkat kinerja positif tersebut, Bagus menyatakan bahwa pihaknya dapat membukukan laba bersih pada kuartal II 2O24 sebesar Rp20 miliar dengan kenaikan 115,9 persen yoy.
Ia menuturkan bahwa pertumbuhan tersebut semakin memperkokoh likuiditas perseroan yang tercermin dari rasio pinjaman terhadap deposit (Loan to Deposit Ratio/LDR) yang tercatat sebesar 78,25 persen, meningkat dari 73,77 persen pada kuartal II 2023.
Perseroan juga masih memiliki permodalan yang kuat, terlihat dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang mencapai 40,84 persen.
“Kami berharap, Bank Raya dapat terus memberikan dampak positif terhadap peningkatan inklusi keuangan di Indonesia, memudahkan transaksi harian nasabah, dan membantu lebih banyak pelaku usaha untuk terus maju dan produktif,” imbuh Bagus.