Metro (ANTARA) - Angka stunting di Kota Metro, Provinsi Lampung mengalami penurunan dari yang sebelumnya 10 persen menjadi 7,1 persen di tahun 2024. Angka ini lebih ini rendah dari target nasional untuk Kota Metro pada tahun 2024 ini yaitu 14 persen.
"Penurunan angka stunting kita sangat signifikan. Dari yang sebelumnya kita di angka 19 persen turun menjadi 10 persen dan sekarang menjadi 7,1 persen," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Metro Wahyuningsih, Rabu.
Dia mengatakan, Pemkot Metro memang memberikan atensi khusus terhadap angka stunting di kota setempat. Dimana, untuk menekan angka stunting Pemkot melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), PKK, GOW, Dharma Wanita dan lainya.
"Iya semua OPD bersinergi untuk menurunkan angka stunting. Dan berkat penurunan ini kita juga mendapat penghargaan dari pemerintah pusat pada bulan Juni 2024 lalu saat peringatan Harganas," katanya lagi.
"Selain OPD kader PKK akan juga sangat membantu dalam memberikan edukasi kepada ibu yang memiliki batita dan balita agar selalu memperhatikan asupan gizi terhadap anak," imbuhnya.
Wahyuningsih menuturkan, DP3PPKB sendiri memiliki 390 kader yang tersebar di 22 kelurahan yang ada di Kota Metro. Para kader ini akan memberikan pendampingan kepada remaja sebelum menikah.
Para remaja sebelum menikah diminta untuk melakukan cek kesehatan baik itu tekanan darah, HB, indeks masa tumbuh dan lainnya. Ini agar nantinya remaja tersebut tidak melahirkan anak yang stunting.
"Dalam tes kesehatan ini juga nanti pasangan yang menikah diberi tahu apakah bisa langsung melaksanakan program hamil atau belum. Kalau dari hasil cek kesehatan ini bagus semua ya boleh setelah menikah langsung program hamil," ucapnya.
Tak hanya masa pra nikah, lanjut dia, saat dalam masa kehamilan pun para kader tersebut akan tetap memberikan pendampingan. Termasuk juga nanti ketika sudah mempunyai anak umur tiga tahun dan lima tahun.
"Kita tetap berikan pendampingan. Untuk di Posyandu juga dibantu dengan kader PKK, GOW dan Dharma Wanita. Jadi memang semua berperan," terangnya.
Dia menambahkan, balita yang tidak ke Posyandu juga di sweeping oleh Dinas Kesehatan. Kemudian, para ibu akan diberikan edukasi agar anaknya rutin dibawa ke Posyandu sekaligus diberikan asupan gizi yang mencukupi.