Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung tengah mengembangkan rumput pakchong bagi pakan ternak sebagai upaya mengantisipasi adanya kekurangan pakan pada musim kemarau.
"Pada saat musim kemarau memang untuk pakan ternak ini ada kemungkinan bisa terpengaruh karena kurang air," ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi di Bandarlampung, Sabtu.Ia mengatakan untuk mengantisipasi adanya kekurangan pakan ternak, telah dilakukan beberapa upaya seperti meningkatkan penggunaan embung dan irigasi perpompaan untuk mengairi rumput pakan ternak.
"Lalu ada juga pengembangan rumput unggul di balai pembibitan ternak sapi. Rumput itu jenis pakchong, dan sudah meminta ke Kementerian Pertanian untuk jadi bibit unggul nasional saat ini masih terus dikembangkan," katanya.
Dia melanjutkan rumput pakchong merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dengan Pearl millet (Pennisetum glaucum) dan memiliki beberapa keunggulan salah satunya tahan terhadap panas.
"Rumput jenis ini tahan panas, lalu nutrisinya banyak dan jumlah produksinya lebih banyak dari rumput pakan ternak jenis lain. Jadi dengan di kembangkannya ini bisa membantu menjaga ketersediaan pakan ternak saat musim kemarau," ucapnya.
Ia menjelaskan selain itu pihaknya pun telah melaksanakan bimbingan teknis kepada peternak untuk menggunakan pakan fermentasi atau pakan ternak yang telah melalui proses perubahan struktur kimia yang dibantu oleh enzim mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
"Pakan hijauan itu tidak akan cukup untuk menghidupi ternak di Lampung kalau tidak diselingi beberapa jenis pakan lainnya seperti pakan fermentasi. Sebab sapi disini saja sudah berjumlah 116 ribu ekor, jadi perlu menggunakan pakan alternatif lain untuk mencegah kekurangan pakan ternak," tambahnya.
Menurut dia, untuk jenis alternatif pakan ternak lainnya yang dapat digunakan oleh peternak sebagai pengganti pakan ternak hijauan terutama untuk menghadapi musim kemarau adalah dengan menggunakan pakan bekas limbah pertanian dan perkebunan.
"Limbah pertanian dan perkebunan pun bisa digunakan dan diolah untuk pakan ternak alternatif, sebab ini juga lebih banyak mengandung nutrisi bagi ternak," ujar dia.
Ia mengharapkan dengan banyaknya upaya pengembangan rumput pakan ternak tahan panas, serta adanya alternatif pakan saat memasuki musim kemarau, ketersediaan pakan ternak di Lampung dapat terus terjaga.
"Harapannya ketersediaan pakan ternak disini tetap terjaga, sehingga nutrisi ternak bisa terpenuhi dan produktivitas sektor peternakan tidak terganggu dengan adanya El Nino yang menyebabkan musim kering," kata dia.