KPK ungkap banyak perkara suap libatkan pengusaha demi lancarkan proyek - ANTARA News Lampung

KPK ungkap banyak perkara suap libatkan pengusaha demi lancarkan proyek

id KPK,PENGUSAHA,ALEXANDER MARWATA,HAKORDIA 2022

KPK ungkap banyak perkara suap libatkan pengusaha demi lancarkan proyek

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata memberikan pemaparan saat Seminar Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2022 Bagi Para Pelaku Usaha di Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (30/11/2022). ANTARA/HO-Humas KPK

Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan banyak perkara suap dan gratifikasi yang melibatkan para pengusaha demi melancarkan proyek nya, baik untuk mendapatkan proyek baru maupun penerbitan izin.

"Menyangkut dunia usaha, KPK sejauh ini sudah menindak kurang lebih 370-an pelaku usaha, umumnya menyangkut perkara suap, gratifikasi. Dari pengalaman kami juga, pengadaan barang dan jasa terutama konstruksi itu sangat rawan korupsi," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dikutip dari keterangan tertulisnya.

Hal tersebut disampaikan Alex pada Seminar Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2022 Bagi Para Pelaku Usaha bertajuk "Optimalisasi Permen PUPR 08/2022" dan "Kebijakan Royalti Lagu dan Musik" di Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu.

Dalam paparannya, Alex menyebut para pengusaha memiliki peranan vital dalam kemajuan suatu wilayah karena aktivitas usahanya menggerakkan perekonomian masyarakat, sekaligus berkontribusi pada penerimaan negara melalui pajak.

"Peran para pengusaha penting bagi ekonomi daerah, saya menyebutnya pahlawan keuangan yang sebenarnya. Untuk itu, kami berharap agar bapak/ibu profesional, akuntabilitas, dan integritas. Itu harus menjadi pegangan bapak/ibu semua dalam jalankan kegiatan usahanya," ujarnya.

Dalam sektor pengadaan barang dan jasa, kata Alex, modusnya penyelenggara negara meminta "fee" dengan kisaran 10 persen dari nilai proyek di awal.

Kemudian, pengusaha memberikan "fee" untuk mendapatkan proyek dengan mengurangi kualitas maupun kuantitas proyek yang dibangun untuk menutupi "fee" tersebut.

"Saya bayangkan, misalnya, suatu jalan dengan target kualitas bertahan 5 tahun tetapi kalau di sana-sini ada pungutan 'fee' sehingga material yang direalisasikan kurang maka pasti kualitasnya juga turun. Ini makanya, sering terjadi setelah beberapa bulan, proyek pembangunan sudah rusak," ucap dia.

Pada kesempatan sama, Direktur Antikorupsi Badan Usaha KPK Aminudin memaparkan program Sistem Manajemen Anti Pencegahan Korupsi (SMAP) untuk mencegah korupsi di sektor swasta. Sistem tersebut dapat diunduh secara gratis di laman KPK dan dipenuhi kriteria antikorupsi nya untuk dipantau.

"Silakan jalankan usaha, silakan cari untung tetapi jaga integritas, jangan suap," ujar Aminudin.

Selain itu, kata dia, KPK juga membentuk Komite Advokasi Daerah (KAD) di tiap wilayah untuk mencegah korupsi di badan usaha. KAD tersebut menjadi wadah berdialog dalam pembahasan upaya-upaya penyehatan iklim usaha yang bersih dan bebas dari korupsi dan dapat menguraikan masalah-masalah yang dihadapi antara pelaku usaha dengan pemerintah daerah.