Syekh Ali Jaber Wafat, warga Lampung kehilangan sosok pendakwah sejuk

id syekh ali jaber, wafat, mubaligh kondang, asal madinah

Syekh Ali Jaber Wafat, warga Lampung kehilangan sosok pendakwah sejuk

Syekh Ali Jaber, saat mengumumkan resmi berstatus WNI, 23 Januari 2020. Foto: Instagram | @syekh.alijaber (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah warga Bumi Ruwa Jurai Lampung berbelasungkawa, wafatnya mubaligh kondang Syekh Ali Jaber, usai 17 hari masa kritis di ruang isolasi pasien COVID-19 RS Yarsi Cempaka Putih Jakarta Pusat, Kamis, pukul 08.30 WIB.


Muzzamil, warga Bandarlampung, Ketua Badan Pekerja CeDPPIS, menyampaikan turut berduka cita atas wafatnya sosok pendakwah sejuk tersebut.

"Kabar baik beliau saya dengar terakhir sudah mengantongi paspor Indonesia. Kabar duka hari ini, kita kehilangan sosok pendakwah sejuk dari Qaryah al-Anshar, Madinah," ujar dia, di Bandarlampung,  Kamis.

Muzzamil berterima kasih kepada Ustadz Yusuf Mansur (UYM), salah satu mubaligh yang membantu publik mengetahui pembaruan informasi perkembangan kondisi almarhum. 

"Juga, kepada seluruh tenaga medis RS Yarsi yang sekuat tenaga berusaha menyelamatkan nyawa almarhum. Selamat jalan Syekh, engkau syuhada. Semoga husnul khotimah," ucap dia.

Senada, Ketua DPD Pejuang Bravo Lima Lampung, Ary Meizari Alfian menyatakan duka cita mendalam atas meninggalnya Syekh Ali Jaber. 

"Rekam digital syiar dakwahnya akan jadi ladang pahala beliau. Semoga akan lahir Syekh Ali Jaber-Syekh Ali Jaber lainnya di masa depan. Aamiin," tutur Ary 

Terpisah, Rosdayanti, karyawan SPBU 24.353.58 Jl Imam Bonjol, Langkapura, Bandarlampung mengaku terkejut.

 "Ya Allah, kaget ya. Walaupun jarang lihat dakwahnya di tv ama di Youtube (karena kesibukan kerja), tapi kan dia cara dakwahnya santun gitu," ujarnya.

Seperti luas diberitakan, Syekh Ali Jaber sebelum wafat sempat kritis, bahkan tak lepas dari ventilator, tetapi juga sempat membaik, bahkan saat tutup usia sudah dalam kondisi negatif COVID-19.

Syekh Ali Jaber (44), dai kelahiran Kota Madinah, Saudi Arabia, kota suci kedua umat Islam yang punya 94 nama indah, dan yang paling tenar, al-Madinah al-Munawwarah. Kota Penuh Cahaya.

Belakangan terkuak pengakuannya, secara genealogis dia memiliki darah Indonesia. Kedua kakeknya dari pihak ibu lahir di Bumiayu, dan Lombok, NTB.

"Ketika saya di Lombok ini, saya jauh lebih merasa nyaman karena ada ceritanya. Pertama, saya berjuang di Indonesia memang di Lombok. Anak saya lahir di Lombok. Kakek saya meninggal, mati syahid melawan penjajah Jepang di Lombok," tuturnya, disitat dari satu unggahan ceramahnya di Lombok beberapa waktu lalu.

Dia kini telah resmi berstatus WNI. 
"Masyaallah Barakallah. Alhamdulillah. Menjadi sebuah kebahagiaan dan kebanggaan bagi kami beserta keluarga saat pengajuan menjadi Warga Negara Indonesia telah diterima. Saat ini pasport sudah ditangan kami. Itu pertanda sah kami jadi WNI. Mohon bimbingannya dari jamaah sekalian supaya kami menjadi warga negara Indonesia yang baik dan bisa berkontribusi bagi agama bangsa dan negara. Aamiin. I love you INDONESIA," unggah Syekh Ali Jaber di media sosialnya, 23 Januari 2020 lalu.

Bernama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber, almarhum ialah ayah dua putra, Hasan dan Fahad dari buah cintanya bersama Umi Nadia, sang istri yang dia nikahi 2008 itu.

Memiliki empat saudara kandung, yakni Muhammad Saleh Jaber, Ahmad Jaber, Anas Jaber, dan Husain Jaber, Syekh Ali Jaber juga dikenal dengan buku karyanya, Cahaya dari Madinah.

Sedianya, 3 Februari nanti, usianya akan genap 45 tahun. Dia lahir 1976. Sayang, Allah SWT lebih sayang dia. Selamat jalan, Syekh Ali Jaber.