Pemkab Bener Meriah di Aceh kembangkan wisata Arung Jeram DAS Pesangan
Pengembangan wisata arung jeram itu berada di Kampung Arul Gading
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bener Meriah, Provinsi Aceh mulai mengembangkan destinasi wisata Arung Jeram di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pesangan di Kecamatan Pintu Rime Gayo, kabupaten setempat.
Camat Pintu Rime Gayo Edi Iwansyah Putra di Bener Meriah, Kamis, mengatakan potensi Arung Jeram itu layak dikembangkan untuk menjadi tujuan wisata unggulan, karena didukung dengan sumber daya alam yang memadai.
"Untuk pengembangan wisata arung jeram itu berada di Kampung Arul Gading. Kita kemarin sudah survei lokasi bersama Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah, perwakilan Dinas Pariwisata Aceh, dan tim KomA TiGa," kata Edi.
Dia menjelaskan, untuk tahap awal pengembangan pemerintah daerah setempat melalui dinas pariwisata akan mulai membangun infrastruktur yang dibutuhkan di lokasi wisata Arung Jeram.
"Seperti mushalla, ruang ganti, gudang peralatan, kantor pengelola, toilet, gudang genset, parkir, dan gapura. Infrastrukturnya akan didesain sesuai dengan kearifan lokal," kata Edi.
Baca juga: Kemenparekraf salurkan bantuan bagi operator arung jeram terdampak COVID-19
Menurut dia, yang menjadi daya tarik dari pengembangan lokasi wisata itu karena memiliki objek unggulan lainnya seperti potensi air terjun dan kehidupan gajah liar sebagai destinasi ekowisata.
Kata dia, lokasinya juga mudah dijangkau dengan sekira dua kilometer atau kurang lebih 30 menit perjalanan darat menggunakan kendaraan dari jalan nasional di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
"Pengembangan pariwisata tirta di Kecamatan Pintu Rime Gayo ini sangat unik karena mempunyai tiga angle yakni arung jeram, air terjun, dan menikmati kehidupan gajah liar dan gajah jinak," ujarnya.
"Sedangkan untuk rencana pengembangan Air Terjun Belang Tampu nantinya didesain dengan dua destinasi yakni wisata air terjun dan olahraga paralayang," katanya lagi.
Pemkab juga turut menggandeng komunitas pencinta lingkungan KomA TiGa untuk mengedukasi masyarakat setempat dalam mengelolanya, sekaligus menjaga kelestarian alam di lokasi objek wisata tersebut.
"KomA TiGa akan mendampingi masyarakat untuk pengelolaan air terjun dan arung jeram seperti yang sudah dilakukan di Sungai Tembolon Kecamatan Syiah Utama," katanya.
Baca juga: Kerugian operator arung jeram Indonesia dampak COVID-19 empat bulan capai Rp39,9 miliar
Camat Pintu Rime Gayo Edi Iwansyah Putra di Bener Meriah, Kamis, mengatakan potensi Arung Jeram itu layak dikembangkan untuk menjadi tujuan wisata unggulan, karena didukung dengan sumber daya alam yang memadai.
"Untuk pengembangan wisata arung jeram itu berada di Kampung Arul Gading. Kita kemarin sudah survei lokasi bersama Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah, perwakilan Dinas Pariwisata Aceh, dan tim KomA TiGa," kata Edi.
Dia menjelaskan, untuk tahap awal pengembangan pemerintah daerah setempat melalui dinas pariwisata akan mulai membangun infrastruktur yang dibutuhkan di lokasi wisata Arung Jeram.
"Seperti mushalla, ruang ganti, gudang peralatan, kantor pengelola, toilet, gudang genset, parkir, dan gapura. Infrastrukturnya akan didesain sesuai dengan kearifan lokal," kata Edi.
Baca juga: Kemenparekraf salurkan bantuan bagi operator arung jeram terdampak COVID-19
Menurut dia, yang menjadi daya tarik dari pengembangan lokasi wisata itu karena memiliki objek unggulan lainnya seperti potensi air terjun dan kehidupan gajah liar sebagai destinasi ekowisata.
Kata dia, lokasinya juga mudah dijangkau dengan sekira dua kilometer atau kurang lebih 30 menit perjalanan darat menggunakan kendaraan dari jalan nasional di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
"Pengembangan pariwisata tirta di Kecamatan Pintu Rime Gayo ini sangat unik karena mempunyai tiga angle yakni arung jeram, air terjun, dan menikmati kehidupan gajah liar dan gajah jinak," ujarnya.
"Sedangkan untuk rencana pengembangan Air Terjun Belang Tampu nantinya didesain dengan dua destinasi yakni wisata air terjun dan olahraga paralayang," katanya lagi.
Pemkab juga turut menggandeng komunitas pencinta lingkungan KomA TiGa untuk mengedukasi masyarakat setempat dalam mengelolanya, sekaligus menjaga kelestarian alam di lokasi objek wisata tersebut.
"KomA TiGa akan mendampingi masyarakat untuk pengelolaan air terjun dan arung jeram seperti yang sudah dilakukan di Sungai Tembolon Kecamatan Syiah Utama," katanya.
Baca juga: Kerugian operator arung jeram Indonesia dampak COVID-19 empat bulan capai Rp39,9 miliar