Ceritakan anak Rohingya, Mada Siagian juara menulis di Australia
Makassar (ANTARA) - "The Darkness in her Eyes" karya siswi asal Gowa Sulawesi Selatan, Mada Fauziyah Hanum Siagian berhasil menyabet juara pertama dalam tulisan yang mengisahkan pengalaman berteman dengan pengungsi asal Rohingya pada sayembara menulis cerita oleh Illawwarra Multicultural Services (IMS) Wollongong, New South Wales, Australia.
"Alhamdulillah, anak kami menjadi pemenang sebagai peringkat pertama dalam rangka perayaan Refugee Week 2019," ucap sang ayah, Haidir Fitra Siagian melalui sambungan whatsapp dari Makassar, Rabu.
Berdasarkan pengumuman sayembara yang dimuat di laman website IMS, sayembara dibuka dalam kategori pelajar dan masyarakat umum. Tulisan yang diperlombakan adalah cerita pendek, atau puisi, maksimal 200 kata.
Haidir menyebutkan, salah satu tim penilai, Marty menyatakan ada tiga parameter utama penilaian tulisan, yakni konten, style penulisan, dan impak. Tema tulisan yang diperlombakan adalah "Leaving, Arriving and Belonging".
"Peserta lomba ini terbuka untuk semua kategori umum dan pelajar se Kota Wollongong, baik warga lokal maupun pelajar internasional dari luar Australia yang sedang sekolah di sini," ucap Haidir.
Sementara Fauziah merupakan siswi setingkat kelas III SMP di IEC Warrawong High School, Wollongong. Putri kedua pasangan Haidir Fitra Siagian, Ph.D dan Dr Nurhira Abdul Kadir, MPH yang tengah bermukim di Wollongong.
Sang ibu sedang melanjutkan studi program doktor bidang Public Healt di University of Wollongong. Kedua orangtuanya ialah Dosen UIN Alauddin Makassar.
Menurut Haidir, anaknya sempat menyampaikan keraguannya untuk mengikuti kompetisi tersebut. Namun berkat dorongan sang ibu, gadis kelahiran Makassar tahun 2005 ini berhasil menerima hadiah utama berupa uang 100 AUD didampingi ibunya.
Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Direktur IMS, Raquel Aldunate, pada malam puncak perayaan Refugee Week pukul 18.30 malam di Gedung sekretariat Illawwarra Multicultural Services, 18 Juni 2019.
Baca juga: 5 tokoh pemuda Muslim Indonesia dikirim ke Australia
"Alhamdulillah, anak kami menjadi pemenang sebagai peringkat pertama dalam rangka perayaan Refugee Week 2019," ucap sang ayah, Haidir Fitra Siagian melalui sambungan whatsapp dari Makassar, Rabu.
Berdasarkan pengumuman sayembara yang dimuat di laman website IMS, sayembara dibuka dalam kategori pelajar dan masyarakat umum. Tulisan yang diperlombakan adalah cerita pendek, atau puisi, maksimal 200 kata.
Haidir menyebutkan, salah satu tim penilai, Marty menyatakan ada tiga parameter utama penilaian tulisan, yakni konten, style penulisan, dan impak. Tema tulisan yang diperlombakan adalah "Leaving, Arriving and Belonging".
"Peserta lomba ini terbuka untuk semua kategori umum dan pelajar se Kota Wollongong, baik warga lokal maupun pelajar internasional dari luar Australia yang sedang sekolah di sini," ucap Haidir.
Sementara Fauziah merupakan siswi setingkat kelas III SMP di IEC Warrawong High School, Wollongong. Putri kedua pasangan Haidir Fitra Siagian, Ph.D dan Dr Nurhira Abdul Kadir, MPH yang tengah bermukim di Wollongong.
Sang ibu sedang melanjutkan studi program doktor bidang Public Healt di University of Wollongong. Kedua orangtuanya ialah Dosen UIN Alauddin Makassar.
Menurut Haidir, anaknya sempat menyampaikan keraguannya untuk mengikuti kompetisi tersebut. Namun berkat dorongan sang ibu, gadis kelahiran Makassar tahun 2005 ini berhasil menerima hadiah utama berupa uang 100 AUD didampingi ibunya.
Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Direktur IMS, Raquel Aldunate, pada malam puncak perayaan Refugee Week pukul 18.30 malam di Gedung sekretariat Illawwarra Multicultural Services, 18 Juni 2019.
Baca juga: 5 tokoh pemuda Muslim Indonesia dikirim ke Australia