Mantan Wartawan Jadi Bupati Flores Timur

id wartawan

Larantuka (ANTARA LAMPUNG) - Perjalanan nasib setiap orang terkadang sulit untuk diprediksi, seperti halnya dengan Yosep Lagadoni Herin atau lebih populer dengan sapaan Yosni Herin (42).
       
Pria kelahiran Pamakayo, sebuah perkampungan sunyi di Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur pada 22 April 1969 itu, tidak menyangka jika dirinya kelak harus memimpin sebuah daerah otonom dalam kapasitasnya sebagai bupati/kepala daerah.
       
"Ini merupakan sebuah bentuk kepercayaan rakyat dan leluhur Lewotanah bagi kami untuk memimpin daerah ini," kata Yosni usai dilantik Gubernur NTT Frans Lebu Raya bersama pasangannya Valentinus Tukan (57) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur periode 2011-2016 di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, Selasa (26/7).
       
Upacara ini berlangsung dalam sidang paripurna istimewa DPRD Flores Timur yang dipimpin ketuanya Marius Payong Patty di Gedung Bale Gelakat Lewotanah.
       
Yosni pertama kalinya meniti kariernya sebagai seorang jurnalis di Harian Umum Pos Kupang milik Kelompok Kompas Gramedia (KKG) sambil menyelesaikan studi sarjananya di Universitas Nusa Cendana Kupang.
       
Ia tak bertahan lama di salah satu harian terbesar di Nusa Tenggara Timur (NTT) itu. Ia kembali merajut perjalanan nasibnya ke Denpasar, Bali menjadi wartawan di Harian Nusra.
       
Ketika manajemen di harian tersebut mengalami guncangan, suami dari Theresia Hadjon itu memilih merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib di ibu kota.
       
Ia menulis pada sejumlah majalah milik beberapa maskapai penerbangan nasional serta menjadi koresponden untuk beberapa surat kabar terbitan Jakarta dan menulis beberapa buku tentang profil Kabupaten Alor semasa kepemimpinan Bupati Ansgerius Takalapeta.
       
Ketika percaturan politik di Flores Timur lima tahun lalu, dirinya dipinang Simon Hayon (calon bupati waktu itu) untuk mendampinginya sebagai calon wakil bupati.
       
Pilihan terhadap Yosni merupakan sebuah perjuangan panjang yang dilakukan Simon Hayon, karena sejumlah calon pendamping yang disodorkan Hayon, kurang berkenan di hati parpol pendukung.
       
Pasangan Simon Hayon-Yosni Herin akhirnya terpilih menjadi Bupati-Wakil Bupati Flores Timur periode 2005-2010 menyisihkan dua pasangan calon lainnya dalam pemilu kepala daerah di ujung timur Pulau Flores yang meliputi Flores Timur daratan, Pulau Adonara dan Solor.
       
Pasangan yang diharapkan tetap mesra selama lima tahun memimpin Flores Timur, akhirnya retak juga ketika mereka baru berjalan sekitar dua tahun mengabdi bagi masyarakat di wilayah kepulauan itu.
       
Yosni memilih bertahan untuk mendampingi Hayon sambil mengatur langkah politik menghadapi pemilu kepala daerah 2010-2015 melalui pintu partai politik.
       
Ia sempat "mampir" di Partai Demokrat, namun tidak bertahan lama sampai akhirnya bergabung dengan PDI Perjuangan pimpinan Frans Lebu Raya yang juga Gubernur NTT itu.
       
Geliat politik kian mengiang di Flores Timur, dan Yosni pun terus menggelindingkan langkah politiknya untuk menjadi orang nomor satu di Flores Timur.
       
Pemilu kepala daerah di Flores Timur tidak semulus yang dibayangkan, karena berbagai kepentingan politik ikut bermain di sana sampai akhirnya tertunda dua kali sampai dilaksanakan pada 30 Mey 2011.
       
"Geliat politik pilkada di Flores Timur sangat fantastis dan indah, karena sampai tertunda dua kali dan mengundang perhatian semua elemen di negeri ini," komentar Gubernur Lebu Raya.
       
Ketika hasil pilkada yang diraih dengan kemenangan fantastis oleh pasangan Yosep Lagadoni Herin-Valentinus Tukan, masih ada pasangan calon merasa tidak puas dengan hasil tersebut sampai mengadu ke Mahkamah Konstitusi di Jakarta.
       
Namun, lembaga pimpinan Mahfud MD itu memutuskan kemenangan tetap berada di pasangan Yosni Herin-Valentinus Tukan, karena semua bukti hukum yang diajukan kurang berkenan dengan nuansa sengketa pilkada.
       
Yosep Lagadoni Herin dan Valentinus Tukan diusung PDI Perjuangan serta beberapa partai politik yang tergabung dalam koalisi Soga Naran Lewotanah (Sonata).
       
Ketika surat keputusan Menteri Dalam Negeri turun yang mengesahkan Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur terpilih periode 2011-2016, masih juga ada komponen masyarakat di Flores Timur yang tidak mempercayainya.
       
"Ketua DPRD Flores Timur juga tidak percaya dengan SK tersebut sambil meminta agar ditunjukkan surat keputusan asli dari Mendagri," kata penjabat Sekda Flores Timur Tonce Matutina melukiskan kisruh politik di ujung timur Pulau Flores itu.
       
Intrik-intrik politik tersebut dinilai akan menjadi benih perpecahan di Flores Timur, sehingga Gubernur NTT menekankan pentingnya kesehatian dengan merajut kembali lawan-lawan politik untuk sama-sama membangun Flores Timur.
       
"Membangun Flores Timur membutuhkan kebersamaan. Saya berharap pasangan Yosni Herin-Valentinus Tukan dapat merangkula kembali membangun Flores Timur," kata Gubernur Lebu Raya.
       
"Saya berharap kebersamaan ini terus bertahan sampai akhir, karena pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan antara bupati dan wakil bupati selalu retak di tengah jalan," katanya menambahkan.
       
Yosni menyadari bahwa untuk membangun Flores Timur tidaklah semudah merangkai kata-kata menjadi sebuah tulisan yang indah, tetapi membutuhkan kesehatian dan kebersamaan yang harmonis untuk menatanya menjadi sebuah rumah yang indah bagi semua orang. (Ant)