Biaya BPJS murah, bagaimana RS swasta bisa untung ?

id audit BPJS, rumah sakit, layanan kesehatan,UI : Perokok menjadi beban BPJS Kesehatan

Jakarta (Antara Lampung) - Biaya pengobatan menggunakan BPJS Kesehatan itu termasuk murah, sementara pelayanan kesehatan yang dituntut adalah optimal. Klaim pengobatan antara rumah sakit swasta dan pemerintah juga sama tarifnya. Padahal, RS swasta harus membayar sendiri seluruh biaya operasional dan investasinya, sedang biaya RS pemerintah ditanggung seluruhnya oleh pemerintah, termasuk gaji dokter, perawat dan biaya investasi alat kesehatan dan gedung.

Sehubungan itu, bagaimana caranya RS swasta masih bisa untung dengan ikut BPJS Kesehatan ?

Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanafi mengatakan pengelolaan manajemen rumah sakit yang efisien dan efektif merupakan salah satu kunci penting dalam menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional.
         
"Manajemen rumah sakit yang memperhatikan kendali mutu dan kendali biaya adalah salah satu kunci penting," kata Ichsan Hanafi.
         
Dia juga menambahkan, rumah sakit juga perlu memberikan pelayanan sesuai standar operasional yang berlaku menggunakan formularium nasional dalam pemberian obat kepada pasien.
         
"Persiapan yang baik dapat membawa hasil yang menggembirakan," katanya.
         
Ichsan yang juga Direktur RS Hermina Daan Mogot mencontohkan, sejak bergabung dengan BPJS Kesehatan pendapatan RS Hermina Daan Mogot meningkat sekitar 30 persen.
         
RS Hermina Daan Mogot, tambah dia, mulai bergabung dengan BPJS Kesehatan sejak Januari 2014.
         
Setiap hari, rumah sakit tersebut melayani 40 pasien BPJS Kesehatan yang rawat inap dan 210 pasien rawat jalan.
         
Perbandingan antara pasien umum dan pasien BPJS Kesehatan untuk komposisi rawat inap adalah 65 persen banding 35 persen.