Tiga generasi presentasi karya di ruangan yang sama

id Pameran lukisan lampung, seni rupa lampung,Pelukis lampung

Tiga generasi presentasi karya di ruangan yang sama

Suasana pengunjung di Taman Budaya Lampung, Bandarlampung, Sabtu (23/8/2025), saat pameran lukisan dengan tema “ We Take Action" yang resmi dibuka oleh Thomas Amirico, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung mewakili Gubernur Lampung. ANTARA/HO-David

Saya sangat terharu mengikuti kegiatan ini, karena sudah lama sekali tidak diselenggarakan kegiatan pameran seni rupa murni dilakukan oleh perupa muda Lampung.

Bandarlampung (ANTARA) - Pameran lukisan dengan tema “ We Take Action" resmi dibuka oleh Thomas Amirico, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung mewakili Gubernur Lampung, di Taman Budaya Lampung, Bandarlampung, Sabtu (23/8).

Dalam sambutannya, Thomas Amico menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan selalu mendukung kegiatan-kegiatan kesenian yang positif untuk pemajuan kebudayaan di daerah yang kita cintai ini, lebih terkhusus seni dan budaya Lampung.

Dalam kesempatan itu hadir Kepala Taman Budaya Lampung Ingga Setiawati dan jajarannya.

Ingga mengatakan Taman Budaya Lampung mendukung penuh kegiatan kesenian yang ada di Provinsi Lampung, apalagi kegiatan ini merupakan aksi positif dari para perupa lampung sekaligus menghimpun para perupa yang potensial dalam kerja-kerja kreatifnya.

Pulung Swandaru, pelukis senior yang sudah lama bergulat di dunia seni rupa mengatakan, kegiatan ini sangat bagus untuk terus dilakukan.

"Saya sangat terharu mengikuti kegiatan ini, karena sudah lama sekali tidak diselenggarakan kegiatan pameran seni rupa murni dilakukan oleh perupa muda Lampung. Semoga pameran ini mengawali semangat para perupa yang tampil mempresentasikan karyanya melalui ruang apresiasi Taman Budaya Lampung," katanya pula.

Ketua pelaksana pameran Damsi Tarmizi menambahkan, kegiatan ini merupakan gabungan karya dari tiga generasi dengan berbagai isme, dan teknik penggarapannya didominasi oleh perupa muda se-Lampung. Jumlah peserta 40 pelukis dari berbagai kabupaten dan kota di Lampung, dengan jumlah karya 43 berbagai cerita dan pesan moral yang disampaikan.

Seperti karya komunitas Kombir 24 dengan kerja kolektifnya mempresentasikan kritik sosial yang lagi viral di dunia media sosial, gedung yang menyerupai keong kembar berwarna hijau yang di dalamnya penuh dengan kebijakan dan aturan-aturan yang katanya mewakili aspirasi rakyat, dengan kebijakan-kebijakan yang mereka buat.

Terlihat pula buku UUD 45, sementara uang yang bertaburan di ruang lingkup mereka sendiri seolah-olah mereka asyik di atas penderitaan rakyat, televisi sebagai alat untuk mewartakan aksi-aksi mereka saat ini, yang mereka mungkin tidak tahu eforia sesaat itu lambat laun akan meledak seperti bom waktu, jeratan hukum suatu saat akan menghampiri mereka.

Di saat pemerintah mengedepankan budaya lokal dengan kunjungan-kunjungan ke daerah, mengangkat budaya lokal sebagai identitas bangsa dengan karya-karya seni dan kearifan lokalnya.

Bunga Ilalang dengan judul “Lampung” akrilik on kanvas, 150 x 150 cm karya tersebut rencananya akan berpindah dari tuannya, karya tersebut terjual di saat hari pertama oleh kolektor yang tidak mau disebutkan namanya.

Menghargai karya seni, mengapresiasi karya seni bukan hanya kita melihat dan menginterpretasi karya tersebut, mengoleksi karya seni pun disebut mengapresiasi karya seni terbilang sukses pameran kali ini dengan pengunjung yang cukup banyak dari kalangan Generasi X, apresiasi yang cukup lumayan menggembirakan.
Baca juga: Pelukis Lampung pun diundang Taman Budaya Kalsel pameran lukis bertaraf nasional
Baca juga: Warna-warni dalam ruang apresiasi

Lukisan yang dipamerkan dalam pameran lukisan dengan tema “ We Take Action", resmi dibuka oleh Thomas Amirico, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung mewakili Gubernur Lampung. ANTARA/HO-David

Pewarta :
Editor : Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.