Manfaatkan kekayaan alam, warga Lampung Barat buat lukisan dari ampas kopi

id Lampung barat,lukisan kopi,kreatifitas warga,ampas kopi

Manfaatkan kekayaan alam, warga Lampung Barat buat lukisan dari ampas kopi

Gambar pelukis sedang melukis memakai bahan dasar ampas kopi. ANTARA/HO

Nama Sipuba itu dari anak saya. Yang pertama Putri, dan yang kedua Boba. Si Putri sama Boba, jadi Sipuba.
Lampung Barat (ANTARA) - Bambang, warga Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung sejak tahun 2019 telah menekuni seni lukis dari ampas kopi.

Seni lukis ini, ia pelajari dari seni cethe atau lelet, yakni tradisi mengoleskan endapan kopi ke permukaan rokok.

Ia memanfaatkan ampas kopi ini sebagai pengganti cat dalam membuat lukisan, mengingat banyaknya hasil perkebunan kopi di daerahnya sehingga membuat dia serius menekuni karya seni ini.

Awalnya, ia memutuskan menjadi seniman lukis ini lantaran pernah mengikuti lomba melukis dari ampas kopi pada tiga tahun lalu. Kala itu, dirinya menjadi juara pertama, padahal sebelumnya belum pernah membuat lukisan dari ampas kopi.

Usai menjuarai lomba melukis yang digelar pada event festival kopi di Lampung Barat itu, dirinya mulai kebanjiran orderan mulai dari provinsi Lampung hingga Pulau Jawa.

Dia mengatakan, melimpahnya perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Barat ini, membuat ia serius dalam menekuni karya seni ini.

Ia pun membuat sanggar beserta galeri lukisan ampas kopi dengan nama Sipuba Craft,

"Nama Sipuba itu dari anak saya. Yang pertama Putri, dan yang kedua Boba. Si Putri sama Boba, jadi Sipuba," kata Bambang saat diwawancarai, 

Dia memanfaatkan barang yang tidak berguna atau sampah menjadi sebuah karya seni.

"Ini kami manfaatin barang-barang yang enggak kepikir aja, yang udah menjadi sampah, Jadi bagaimana caranya barang yang enggak manfaat jadi bermanfaat seperti lukisan ini," katanya pula.

Untuk dapat merampungkan sebuah lukisan, ia membutuhkan waktu sekitar satu hingga empat hari lamanya.

Selama itu, ia hanya mengandalkan media sosial instagram dan WhatsApp untuk mempromosikan hasil karyanya seninya tersebut.

Satu lukisan berukuran satu meter dengan satu objek, dibanderol dengan harga 350 ribu rupiah, sementara jika hendak menambah objeknya akan dikenakan biaya tambahan sebesar 50 ribu rupiah per objek.

Ia berharap supaya pemerintah setempat dapat memberikan perhatian dengan mendirikan sanggar bersama. Ia yakin masih banyak para seniman asal Kabupaten Lampung Barat, yang dapat dirangkul untuk mempromosikan karya seni lokal khususnya kopi asal Lampung.
Baca juga: Ternyata ampas kopi pun bisa dikembangkan menjadi material baterai kendaraan listrik