Bandarlampung (ANTARA) -
Spektakuler ! perkumpulan pelayang seluruh Indonesia (Pelangi) Provinsi Lampung bakal menaja pameran lukisan di langit kawasan kampus Itera dan kawasan Pantai Sukaraja, Bukit Kunyit, Bandarlampung.
Hajat ini merupakan bagian dari event Pameran Lukisan Bersama Gelora 70 yang digelar Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung kerja bareng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung dalam rangka Pekan Kebudayaan Daerah Lampung yang berlangsung 24 September - 01 Oktober 2022.
Ketua Pelangi Lampung Gino Vanolie di Bandar Lampung mengatakan, dalam kegiatan ini Pelangi Lampung akan memamerkan sekira dua puluhan karya lukisan dengan media di atas layang-layang Rokamu.
“Masing-masing layang-layang berukuran 120 cm x 200 cm dengan gambar beragam mulai dari lukisan wajah, lukisan kupu kupu, kuda, lukisan kontemporer dan banyak lagi,” ujar Gino pegiat laying-layang.
Lebih lanjut, Gino, memaparkan, lukisan layang - layang yang akan di pamerkan ini adalah hasil karya dan koleksi dari Ria (Jepara), Yanto (Cilacap), Endang W. Puspoyo (Jakarta) dan tentu tak ketinggalan karya Ketua Umum Pelangi Anshori Djausal.
“Bisa jadi gelaran pameran Lukisan di Langit, bisa jadi menjadi yang pertama di Indonesia. Event ini tentunya ini akan menarik perhatian tersendiri bagi penikmat dan pemerhati lukisan di Lampung dan Indonesia,” imbuh Gino.
Pameran Lukisan di Langit ini akan digelar di dua lokasi yang berbeda. Yang pertama, di kawasan Pantai Sukaraja, Gunung Kunyit pada Minggu, 25 September 2022 dan kedua di Kawasan Kampus Itera pada Rabu, 28 September 2022 mendatang. Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaboratif antara Pelangi Lampung, Dewan Kesenian Lampung, Mahasiswa dan stakeholder lainnya.
“Kita berharap, kegiatan ini mampu memberikan perspektif baru kepada masyarakat bahwa layang layang sebagai bagian dari khasanah kebudayaan nasional selalu hadir, factual dan factual di setiap jaman. Layang-layang tak hanya sebatas permaianan saja tetapi bisa dijadikan berbagai media antara lain; lukisan dan juga memotret dari udara yang sudah dilakukan Pelangi sebelum maraknya kehadiran drone,” ujar Gino yang jadi aktivis layang-layang sejak mahasiswa.