Bandarlampung (ANTARA) - Dompet Dhuafa melakukan sebuah inovasi dalam mengoptimalkan dana Ziswaf (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) menjadi program-program yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Salah satu inovasi itu adalah program Maggotin, di Desa Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan, yang menjadi program lingkungan untuk mengurangi sampah, khususnya sampah organik.
Kepala Cabang Dompet Dhuafa Lampung Nandrianto Suparno di Lampung Selatan, Selasa, mengatakan program pemberdayaan ulat maggot ini sudah berdiri sejak tahun 2023 sampai saat ini.
Ia menjelaskan program tersebut sudah berjalan dengan baik serta berhasil dijual di berbagai platform aplikasi dan lainnya. Tidak hanya itu, maggot juga telah dijual dalam bentuk kering dan basah.
Dengan adanya pemberdayaan maggot di desa ini, penguraian sampah yang ada di pasar bahkan di lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan optimal, khususnya sampah organik atau sampah sisa makanan.
"Maggot memiliki kemampuan dalam mengurai sampah dengan sangat cepat. Dalam waktu 24 jam, 10.000 ekor maggot BSF dapat mengurai 5 kg sampah organik. Maggot juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya per hari," katanya.
Ia menambahkan, melalui konsep pemberdayaan maggot, program ini menjadi terobosan pengelolaan sampah yang juga dapat menghasilkan dan membantu perekonomian para penerima manfaat.
Nandrianto turut mengharapkan program ini kelak dapat menjadi sebuah percontohan terhadap program edukasi zero waste serta menjadi pemantik gerakan pengelolaan sampah organik dari rumah.
"Kami berharap melalui program ini nantinya dapat menjadi percontohan, edukasi zero waste, dan pemantik gerakan pengelolaan sampah dari rumah,” jelasnya.
Paiman, salah satu penerima manfaat, sangat bersyukur atas bantuan kandang maggot yang diterima. Ia juga sudah lama memiliki keinginan untuk mengurai sampah-sampah basah (organik) supaya tidak menyebabkan bau busuk dan penyakit. Keinginannya itu terwujud bersamaan dengan adanya program maggotin.

Selain itu, Paiman menjelaskan, ulat maggot juga bisa dijadikan pakan dan olahan pakan untuk ikan, ayam dan burung.
"Kita disini ada sekitar 50.000 ikan lele yang siap panen. Bila diberikan pakan pur, itu biayanya sangat besar. Tetapi dengan maggot ini bisa lebih murah dan terbantu," jelas paiman.
Untuk sistem jual secara online, Paiman telah meraih keuntungan Rp3-5 juta selama sebulan. Sedangkan secara offline itu bisa sampai Rp500 ribu-Rp1 juta per bulan.