Metro segera miliki rumah sakit hewan

id Rsh

Metro segera miliki rumah sakit hewan

Rumah sakit hewan yang akan segera dibentuk oleh Pemkot Metro. (ANTARA/Istimewa)

Perubahan Puskeswan menjadi RSH ini diharapkan dapat menjadi pertumbuhan ekonomi baru di Bumi Sai Wawai, katanya
Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro berencana akan mendirikan rumah sakit hewan (RSH) di kota setempat yang merupakan peningkatan status Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

"Ya hari ini kita laksanakan rakor tindaklanjut peningkatan Puskeswan kita menjadi RSH. Ini kita hadirkan juga delapan dokter hewan kita," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Metro, Heri Wiratno, Jumat.

Ia menjelaskan, dalam pembentukan RSH ini pihaknya sudah membentuk tim dan melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa rumah sakit berkaitan dengan penanganan limbah dan lainnya.

"Peluncurannya direncanakan pada 1 November nanti. Kita juga kerja sama dengan Rumah Sakit Mardi Waluyo dan lainnya yang berkaitan dengan limbah dan lainnya," jelasnya.

Kepala Bappeda Kota Metro, Anang Risgiyanto menuturkan, ada beberapa hal yang mendasari pembentukan RSH ini di antarannya yaitu sudah adanya dua Puskeswan di Kota Metro.

"Untuk membuat rumah sakit mekanisme yang dibangun juga akan menggunakan sistem rujukan dari Puskeswan," tuturnya. 

Anang menyebutkan, berdasarkan data peningkatan jumlah pasien di Puskeswan Metro setiap tahunnya sudah merupakan potensi harus dilayani, sehingga sudah membutuhkan upaya-upaya rujukan dan pelayanan rawat inap atau rumah sakit.

"Kemudian untuk data kepemilikan hewan peliharaan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeliharaan kesehatan hewan juga terus meningkat dan penting untuk dilakukan," terangnya. 

Ia menilai Kota Metro juga perlu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan hewan, dimana Kementerian Pertanian dalam penyelenggaraan kesehatan hewan sudah melakukan konsep one world, one health, one medicine serta melakukan upaya untuk menurunkan tingkat kesakitan atau penyebaran penyakit hewan zoonosis atau non zoonosis.

“Dari beberapa latar belakang atau data-data ini, maka dibutuhkan pelayanan jasa medik veteriner yang akan melaksanakan dua hal, yaitu praktik transaksi terapetik dan praktik konsultasi kesehatan hewan yang akan menjadi rohnya ketika kita menjadi rumah sakit,” jelasnya.

Untuk mewujudkannya, Anang menekankan diperlukan tempat usaha jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu menejemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan sebagai penanggungjawab. 

Memiliki fasilitas untuk pelayanan gawat darurat, laboratorium diagnostik, rawat inap, unit penanganan intensif, ruang isolasi, serta dapat menerima jasa layanan medik veteriner yang bersifat rujukan dan menjadi cikal-bakal RSH di Kota Metro.

“Perubahan Puskeswan menjadi RSH ini diharapkan dapat menjadi pertumbuhan ekonomi baru di Bumi Sai Wawai,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin berharap dengan hadirnya RSH ini dapat memberikan banyak manfaat yang diperoleh, di antarannya menyelamatkan manusia dari penyakit yang bersumber dari hewan.

"Kita ingin memperhatikan potensi yang ada sekarang di Kota Metro dengan sumber pembangunannya ke depan dalam RPJP, dimana Kota Metro adalah kota pendidikan. Metro tentu harus menjadi pusat kegiatan wilayah yang sudah ditentukan oleh pusat, pusat jasa, pendidikan, kesehatan, dan perdagangan," kata dia. 

Dalam proses pembentukan RSH, Wahdi berpesan kepada seluruh pihak yang terkait untuk dapat betul-betul membaca dan mempelajari prosedur perencanaan yang dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan.

Pihaknya juga meminta dalam proses pembentukan rumah sakit hewan harus berdasarkan dengan analisa dan identifikasi yang jelas. 

“Ke depan bahwa kita menyelenggarakan UPTD. Rumah Sakit Hewan betul-betul dengan perencanaan yang baik, matang dan berkelanjutan. Bagaimana ke depan Metro adalah pusaka yang memiliki sumber daya manusia yang baik," tandasnya.