Pantai Sukaraja, Kampung Nelayan payang

id Nelayan payang,payang,Desa Sukaraja, Telukbetung

Pantai Sukaraja, Kampung Nelayan payang

Nelayan payang di Desa Sukaraja,Telukbetung, Bandarlampung (Damiri/Antaranews Lampung)

Di Jalan Ikan Selar, tepatnya bersebelahan dengan Puskesmas Jalan Yos Sudarso Sukaraja, Bandarlampung, ada sebuah kampung kecil yang disebut dengan "Kampung Nelayan". 

Kampung yang bersebelahan dengan pantai itu sangat banyak membantu para warga Jalan Ikan Selar demi menyambung hidup keluarganya masing-masing. Sebagai kampung nelayan, mayoritas para penghuni mempunyai keahlian sebagai nelayan. 

Di lokasi itu juga ada beberapa pedagang kopi, gorengan, nasi dan makanan lainnya yang dijajakan khusus untuk para nelayan atau yang biasa disebut oleh kalangan di sana "payang".

Angin laut yang kencang juga ikut andil dalam mengambil bagian dari "indahnya" pantai itu. Belum lagi, terkadang sampai puluhan nelayan yang sedang melakukan penangkapan ikan menggunakan payang. 

Selain angin dan nelayan, tangan pemerintah juga ikut andil, seperti dalam halnya pembangunan tanggul dan tarub berbentuk kayu yang membuat para nelayan tidak kepanasan saat menarik payang yang telah dipasang di tengah laut.

Kampung dari berbagai jenis suku itu juga sangat membantu masayarakat bagi yang berkepentingan untuk mencari ikan. Kampung itu juga berpenghuni banyak suku.
 
Nelayan tersebut sendiri telah memiliki komunitas berjumlah sebanyak 300 nelayan. Komunitas Nelayan Sukaraja (KNS) sendiri diketuai oleh Maryudi yang dibentuk sendiri sejak beberapa tahun terkahir ini.

"Di sini dulu satu-satunya tempat nelayan mencari ikan. Cuma sekarang sudah banyak nelayan cari ikan seperti di Lempasing dan Jumbo (belakang terminal sukaraja)," kata Ketua Komunitas Nelayan, Maryudi di Bandarlampung, Minggu.

Para nelayan yang melakukan payang di pantai tersebut tidak seperti dulu lagi bisa mendapatkan ikan yang banyak. Saat ini para nelayan tidak bisa diprediksi pendapatannya lantaran limbah yang sudah menyelimuti pantai itu.

"Kalau lagi banyak ikan penuh ditempat ini bahkan sampai subuh nelayan memayang. Cuma sekarang-sekarang ini sepi paling ada tiga orang yang mayang bahkan kadang tidak ada," ucapnya.

Para nelayan sekali melakukan payang berjumlah 11 orang. Payang atau jaring sendiri dimiliki perorangan yang disebut dengan sebutan juragan payang. Sedangkan nelayan yang menyebar payang tersebut disebut dengan anak payang.

Hasil dari tarikan yang telah ditebar selama dua jam kemudian akan ditarik oleh anak payang. Mereka berbondong-bondong menarik payang dan berbagi tugas seperti ada yang menyusun tali payang agar tidak kusut dan ada juga yang membersihkan sampah yang terjaring payang di pinggiran laut agar sampah tidak ikut naik keatas permukaan darat.
 
Nelayan payang di Desa Sukaraja,Telukbetung, Bandarlampung (Damiri/Antaranews Lampung)

"Ketika sudah naik semua ikan yang terjaring payang akan dikumpulkan dan kemudian dilelang. Jika tangkapan bagus bisa mendapatkan jutaan rupiah. Nantinya juragan payang akan mendapatkan bagiannya sendiri," katanya.

Jika kebalikannya cuaca tidak mendukung, anak payang terkadang bisa membawa pulang uang  hasil payang dalam sehari sebesar Rp15 ribu hingga Rp35 ribu. Bagi mereka uang tersebut sangat berharga mengingat mayoritas mereka yang hanya berpendidikan rendah.

"Mau gimana lagi faktor cuacanya tidak mendukung. Terkadang kalau memang tidak ada yang payang mau tidak mau kami jadi kuli bongkar barang di gudang-gudang," keluh salah satu anak payang, Erman (35).

Sesekali, Erman yang sedang mengaso di kursi bambu bercerita bahwa sulitnya menjadi seorang nelayan saat ini. Selain membawa pulang uang sebesar Rp15 ribu hingga Rp35 ribu, ia terkadang menjadi kuli bongkar muat barang di gudang-gudang. Hal itu ia lakukan, demi untuk menghidupi anak istrinya.

"Nikmati aja bang, dari pada gak ada kerjaan. Orang-orang di sini kalau gak mayang ya jadi kuli bongkar barang," katanya.

Dilokasi itu juga terkadang diramaikan dengan adanya pasar yang hanya buka pada hari Senin dan Sabtu saja. Pasar itu disebut dengan Pasar Ikan meskipun yang dijajakan di pasar itu bermacan-macan seperti beras, cabai, dan makanan lainnya.