Pesisir Barat (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, mencatat pada tahun 2023, jumlah kasus diare pada anak usia satu hingga lima tahun mengalami penurunan dari tahun 2022.
"Kasus penyakit diare pada balita dan anak untuk tahun ini ada sebanyak 382 kasus, jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun kemarin yang mencapai 572 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Pesisir Barat, Lisma Yunita, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis.
Ia mengatakan, meski mengalami penurunan, namun kasus diare pada balita dan anak di wilayah itu masih relatif tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya menyediakan vaksin rotavirus (RV) sebagai pencegahan diare pada anak bayi yang dapat mengganggu tumbuh kembang yang di antaranya penyebab kekerdilan atau biasa disebut stunting.
"Saat ini kami sudah menyediakan vaksin rotavirus untuk pencegahan diare kepada anak bayi," kata dia.
Ia menjelaskan, pemberian vaksin rotavirus sebanyak tiga dosis dengan dosis pertama untuk bayi usia 2 bulan terhitung bayi lahir mulai 16 Mei 2023, dosis kedua usia 3 bulan dan dosis ketiga usia 4 bulan.
"Untuk vaksin rotavirus itu diperuntukkan kepada bayi atau balita yang masih berusia 2, 3 dan 4 bulan," katanya.
Kemudian ia menjelaskan lagi, rotavirus sebagai penyebab utama diare cair akut pada balita, karena itu sangat penting bagi bayi untuk diimunisasi guna menjegal penyakit itu.
Lisma pula mengatakan, pelaksanaan pemberian imunisasi rotavirus dengan sasaran bayi sudah dimulai di seluruh wilayah Kabupaten Pesisir Barat."Jadi memang untuk vaksin rotavirus itu sudah tersedia di posyandu, dan pemberiannya secara gratis atau tidak dipungut biaya," ujarnya.
Imunisasi rotavirus penting untuk mencegah stunting dan kematian pada bayi akibat diare berat.
Keamanan vaksin rotavirus secara rutin ditelaah oleh Global Advisory Committee for Vaccine Safety (GACVS) dan vaksin ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah keamanan yang serius.
Imunisasi atau suntikan ganda juga aman diberikan pada anak, karena melindungi anak, meningkatkan efisiensi, dan menyebabkan keseluruhan kunjungan vaksinasi lebih sedikit, tambahnya.