UNS tanamkan karakter pada anak melalui asah asih asuh

id UNS, pendidikan karakter

UNS tanamkan karakter pada anak melalui asah asih asuh

Ilustrasi-Para siswa PAUD tengah bermain permainan anak di Solo, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Humas UNS

Solo (ANTARA) - Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berupaya menanamkan karakter pada anak melalui model pembelajaran berbasis asah, asih dan asuh.

Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Siti Wahyuningsih di Solo, Selasa, mengatakan penelitian mengenai pengembangan model pembelajaran ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2018.

"Hingga sekarang pengimplementasian model pembelajaran ini masih dilaksanakan di beberapa tempat seperti Taman Kanak-kanak (TK) Surakarta, TK Pembina, TK Karanganyar, dan TK Widya Putra," katanya.

Ia mengatakan model pembelajaran ini dibentuk untuk membentuk karakter anak. "Model pembelajaran pembiasaan pembentukan karakter anak untuk pembentukan karakter anak yang makin kuat melalui kegiatan bermain," katanya.

Selain itu, katanya, melalui model pembelajaran tersebut guru dapat melaksanakan pembelajaran pembiasaan yang efektif untuk pembentukan karakter.

Menurut dia, sistem among, yakni asah, asih dan asuh dalam proses pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, istirahat, dan penutup.

"Sebagai contoh, proses pembelajaran bisa dilaksanakan sembari bermain dengan lagu daerah seperti Gundul-Gundul Pacul," katanya.

Dalam menerapkan sistem among, lanjutnya, guru berperan sebagai sumber informasi dalam memberikan pengetahuan pada anak usia dini, memberi contoh dalam perbuatan, perkataan, dan berpakaian, serta pendamping dan fasilitator untuk anak selama proses pembelajaran.

"Dalam penerapan sistem among meliputi beberapa tahapan, yaitu penyusunan silabus, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), menentukan media, serta menyusun dan melakukan penilaian," katanya.

Selain bisa diterapkan pada pendidikan anak usia dini, menurut dia, konsep pembelajaran tersebut juga dapat digunakan hingga perguruan tinggi.

"Sistem ini sesuai dengan teori belajar humanisme dimana sebuah proses pembelajaran memanusiakan manusia dengan peran masing-masing guru dan anak dalam membangun pengetahuan, sehingga akan tercapai generasi bangsa yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual," katanya.

Selain Siti, dosen lain yang tergabung dalam pengembangan sistem pembelajaran, tersebut yakni Nurul Kusma Dewi dan Ruli Hafidah.