Zelenskyy cemooh Putin

id Zelensky,Putin,Russia,Ukraina,rencana,perang

Zelenskyy cemooh Putin

Arsip - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melakukan wawancara dengan perwakilan media Ukraina, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di Kiev, Ukraina, 4 April 2022. (ANTARA/Kepresidenan Ukraina via Reuters/as)

London (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (13/4) mencemooh pernyataan Moskow bahwa perang melawan negaranya berjalan dengan lancar.

Zelenskyy juga mempertanyakan bagaimana Presiden Vladimir Putin dapat menyetujui rencana yang melibatkan begitu banyak warga Rusia yang meregang nyawa.

Putin pada Selasa (12/4) mengatakan bahwa Rusia akan mencapai semua tujuan “luhur”-nya dan secara "berirama dan tenang" melanjutkan apa yang disebut sebagai operasi khusus.

Moskow menyebutkan informasi terbaru pada 24 Maret lalu bahwa sebanyak 1.351 tentara telah tewas sejak kampanye itu dimulai.

Ukraina mengatakan angka sebenarnya adalah nyaris 20.000 jiwa.

“Di Rusia, sekali lagi dikatakan bahwa apa yang mereka sebut dengan ‘operasi khusus’ seharusnya sesuai rencana. Namun, sejujurnya, tidak ada seorang pun di dunia mengerti betapa rencana itu bisa terjadi,” kata Zelenskyy dalam rekaman video.

“Bagaimana sebuah rencana yang mengatur kematian puluhan ribu tentara mereka sendiri dalam perang lebih dari sebulan dapat terjadi? Siapa yang menyetujui rencana seperti itu?," katanya.

Zelenskyy mempertanyakan berapa banyak tentara Rusia yang tewas dapat diterima oleh Putin seraya memberikan kisaran puluhan hingga ratusan ribu.

Moskow telah kehilangan lebih banyak manusia dalam 48 hari sejak perang dimulai daripada perang Afghanistan yang berlangsung 10 tahun dari 1979 hingga 1989, katanya.

Zelenskyy mengatakan bahwa sementara beberapa mengolok-olok Rusia, kegagalan mereka di lapangan dan teknologi yang lebih rendah, lawan-lawannya tidak putus asa.

“Kami harus memahami bahwa tidak semua tank Rusia terhenti di lapangan, tidak semua tentara dengan mudah melarikan diri dari medan perang dan tidak semua dari mereka wajib militer yang tidak tahu cara memegang senjata dengan benar,” katanya.

“Ini bukan berarti bahwa kami seharusnya takut mereka. Ini berarti bahwa kami tidak boleh mengurangi prestasi para pejuang kami,” katanya.

Sumber: Reuters