Jakarta (ANTARA) - Perancang Wignyo Rahadi meluncurkan koleksi bertema "Daur" yang dibuat dengan memanfaatkan sisa-sisa potongan bahan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang selama ini tak terpakai dan berakhir hanya sebagai limbah tekstil.
Koleksi berkonsep fesyen berkelanjutan tersebut didukung oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta dan ditampilkan dalam perhelatan Jakarta Fashion Trend 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Chapter di Soehana Hall, The Energy Building, Jakarta, pekan lalu.
“Koleksi DAUR ini bukan pertama kalinya kami mengaplikasikan konsep sustainable fashion dengan mengolah limbah kain tenun ATBM. Koleksi patchwork telah kami buat sejak tahun 2012," kata Wignyo Rahadi, dikutip dari siaran resmi, Rabu.
"Saat itu, kepedulian dan kesadaran pelaku industri fesyen Indonesia terhadap isu sustainable fashion belum seramai sekarang. Komitmen kami untuk menerapkan sustainable fashion bukan hanya untuk keberlanjutan industri dan bisnis fesyen, namun juga keberadaan bumi di masa mendatang."
Sesuai tema FashionArt yang diangkat oleh Jakarta Fashion Trend 2022, Wignyo mengeksplorasi desain dengan teknik aplikasi perca untuk merangkai potongan-potongan bahan tenun ATBM sehingga menghasilkan gaya pakaian yang artistik.
Dengan menggunakan bermacam motif tenun ATBM yang terinspirasi dari ragam hias kain-kain Nusantara, menciptakan setiap desain perca berbeda dengan yang lainnya. Kemudian dirancang menjadi outer bergaya urban.
Konsep sustainable fashion tak hanya diterapkan oleh Founder dan CEO Tenun Gaya ini dengan mengolah limbah tekstil agar kembali memiliki daya pakai yang tinggi. Upaya memberdayakan para perempuan yang tinggal di sekitar workshop Tenun Gaya di Sukabumi, Jawa Barat, pun telah menjadi kepedulian Wignyo.
Dengan memberikan ketrampilan proses tenun, mereka menjadi produktif sehingga punya penghasilan untuk menambah perekonomian keluarganya.
Dengan mengolah kembali limbah fesyen yang dihasilkan, Wignyo dapat melakukan efisiensi bahan baku sehingga dapat menekan biaya produksi. Wignyo membuktikan beradaptasi menerapkan konsep sustainable fashion ini dapat membantu usaha sektor fesyen dapat bertahan di tengah pandemi.
Industri fesyen merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Fesyen berkelanjutan pun telah menjadi kepedulian industri fesyen global. Demikian pula kesadaran para pelaku fesyen di tanah air untuk menerapkan prinsip berkelanjutan terus bertumbuh. Kampanye fesyen berkelanjutan semakin digiatkan oleh berbagai pihak untuk menuju industri fesyen yang berkelanjutan.
Berita Terkait
Teater Satu Lampung gelar kisah epik "Di Mana Engkau, Radin?"
Minggu, 1 Desember 2024 15:21 Wib
Mengintip pelestarian cagar budaya di kota Metro
Minggu, 1 Desember 2024 7:47 Wib
Akademi Lampung berikan apresiasi seni kepada tiga seniman lokal berprestasi
Senin, 25 November 2024 18:37 Wib
XL Axiata pastikan konektivitas telekomunikasi lancar saat Pilkada
Senin, 25 November 2024 18:28 Wib
Dewan Kesenian Lampung diharapkan mampu berkontribusi bagi kemajuan budaya
Minggu, 24 November 2024 21:37 Wib
Hotel Santika Premiere sajikan promo "Novemberdeal's"
Selasa, 12 November 2024 18:39 Wib