Sampang (ANTARA) - Sapi ternak milik warga Sampang, Jawa Timur, dilaporkan banyak yang mati akibat terserang virus bovine epimeral fever (BEF), yakni salah satu jenis penyakit virus arbo yang penularannya melalui vektor nyamuk.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Pemkab Sampang Suyono, di Sampang, Ahad, sapi ternak warga yang mati akibat virus tersebut awalnya terjadi di salah satu dusun di Desa Kara, Kecamatan Torjun.
"Saat ini, sudah menyebar ke dusun lainnya, dan sudah meluas desa-desa sekitarnya," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya telah menerjunkan tim khusus ke lokasi, termasuk sejumlah dokter hewan untuk mendalami kasus penyakit hewan ini.
Menurut Suyono, berdasarkan hasil laporan sementara, matinya sapi milik warga di Desa Kara tersebut memang disebabkan oleh penyakit akibat serangan virus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk kandang culex sp.
"Nama penyakitnya, yaitu penyakit BEF. Ada juga yang menyebut dengan virus BEF," katanya, menjelaskan.
Suyono menuturkan, sebelumnya serangan penyakit tersebut sudah pernah ada di Kabupaten Sampang dan di tiga kabupaten lain di Pulau Madura.
"Tapi, yang terjadi kala itu, hanya mengakibatkan hewan ternak sapi mengalami sakit biasa dan sembuh ketika dilakukan penanganan dengan memberikan suntikan vitamin," katanya.
Yang terjadi saat ini, sambung dia, justru menyebabkan kematian pada sapi.
"Yang sampai mati, ya baru-baru ini. Kalau sebelumnya, hanya sakit biasa dan ketika diberi suntikan vitamin, sapi itu sembuh dan itu dilaporkan di beberapa daerah, seperti Kecamatan Ketapang," katanya.
Kepala Disperta-KP Pemkab Sampang Suyono menjelaskan untuk mencegah penyebaran virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini, pihaknya meminta para peternak agar rajin membersihkan area kandang dan sekitarnya, termasuk rajin melakukan 3M, sebagaimana mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang juga disebabkan oleh gigitan nyamuk.
"3M itu maksudnya, rajin menguras air mandi secara berkala, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air," katanya, menjelaskan.
Sementara, akibat serangan virus BEF pada sapi ternak tersebut, para peternak sapi di Desa Kara dan di beberapa desa lain di Sampang mengaku rugi puluhan juta rupiah.
"Kalau sapi ini kan modalnya banyak, minimal Rp10 juta, berbeda dengan kambing," kata Sanirin, salah seorang peternak sapi di Desa Kara, yang sapinya juga mati akibat virus BEF itu.
Berita Terkait
Mentan upayakan harga daging sapi minimal Rp50.000 per kilogram
Minggu, 17 November 2024 15:51 Wib
Mentan respon cepat keluhan peternak Lampung
Sabtu, 16 November 2024 22:21 Wib
Pemprov Lampung bina peternak sapi perah guna dukung program makan bergizi
Selasa, 12 November 2024 11:57 Wib
PT JJAA beri vaksinasi gratis ke ternak warga di Lampung Selatan
Kamis, 29 Agustus 2024 17:25 Wib
Dosen Itera bangun reaktor untuk olah kotoran sapi jadi biogas
Senin, 5 Agustus 2024 18:39 Wib
Pj Gubernur Lampung: 70.517 anak sapi lahir dari program SIKOMANDAN
Rabu, 17 Juli 2024 20:52 Wib
Unila laksanakan pemotongan kurban 32 sapi dan 17 kambing
Rabu, 19 Juni 2024 10:39 Wib
Bukit Asam salurkan 196 sapi dan 65 kambing kurban pada Idul Adha
Senin, 17 Juni 2024 13:10 Wib