"Pelaksanaan program makan bergizi ini merupakan hal yang baik, karena membantu meningkatkan gizi anak agar semakin sehat tapi harus dipikirkan pula terkait penanganan sampah makanan," ujar Iffah Rachmi di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan untuk memperlengkapi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis pun harus diimbangi dengan gerakan cegah food waste.
"Konsep mencegah makanan mubazir, menghabiskan makanan tidak tersisa dengan gerakan tidak membuang-buang makanan atau food waste ini harus mulai ditanamkan kepada siswa-siswi di sekolah. Jadi tidak hanya membagikan makan melainkan harus makan dengan bijak serta bertanggung jawab tanpa meninggalkan sampah," katanya.
Dia menjelaskan penerapan gerakan cegah food waste untuk mencegah penumpukan sampah makanan akibat pelaksanaan Makan Bergizi Gratis dapat mulai dipersiapkan sejak dini.
"Saat ini berbagai pihak juga tengah berkolaborasi untuk mulai dari sekarang mencari pola serta model yang cocok digunakan di sekolah-sekolah untuk mengurangi sampah makanan yang berasal dari sisa makan," ucap dia.
Menurut dia, perlu pula dukungan pembinaan serta diseminasi dari pemerintah daerah dalam merancang gerakan cegah food waste sebelum penerapan program Makan Bergizi Gratis dilakukan di Provinsi Lampung.
"Program Makan Bergizi Gratis gratis yang bisa diintegrasikan dengan gerakan cegah food waste ini merupakan langkah baru yang harus menjadi perhatian semua pihak. Dengan kolaborasi yang dilakukan bersama maka gizi anak bisa terjaga serta lingkungan pun dapat terjaga," tambahnya.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah memperkirakan target sasaran pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis akan ditujukan kepada anak-anak di daerahnya yang berjumlah berkisar 3 juta jiwa atau 30 persen dari total penduduk Lampung yang mencapai 9 juta jiwa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pegiat lingkungan: Program makan bergizi diimbangi gerakan food waste