Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah menggelontorkan Rp10,89 triliun untuk pendanaan pengadaan lahan guna mendukung percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
“Pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Sumatera,” kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara usai meninjau JTTS ruas Pekanbaru-Dumai, Riau. Senin.
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap 1, lanjut Suahasil, tetap dikerjakan di berbagai ruas dan dilakukan secara bertahap sebagai bentuk persiapan untuk mendorong aktivitas ekonomi masyarakat harus hidup berdampingan dengan COVID-19.
Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Basuki Purwadi yang turut mendampingi Wamenkeu Suahasil menyampaikan pihaknya telah merealisasikan dana pembebasan lahan sejumlah Rp328,956 miliar untuk 2.412 bidang atau seluas 7.894.368 m2 untuk ruas tol Pekanbaru-Dumai.
Ia mengklaim ruas jalan sepanjang 132 km yang menghubungkan kota Pekanbaru dengan Kota Dumai dan telah beroperasi sejak 2020 tersebut, telah memberikan manfaat bagi masyarakat Sumatera khususnya Provinsi Riau dan sekitarnya.
“Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam ekosistem PSN, khususnya JTTS, atas kolaborasi dan sinergi untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Kami juga berterima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan dukungannya, semoga manfaat terbaik senantiasa dapat dirasakan dari pembangunan infrastruktur,” ujar Basuki.
Adapun berdasarkan hasil penelitian yang diinisiasi oleh PT Hutama Karya (Persero), Tbk selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pembangunan ruas tol tersebut memiliki manfaat ekonomi berupa penghematan jarak tempuh sebanyak 51 km yang berimplikasi pada penghematan waktu tempuh Pekanbaru-Dumai hingga 3 jam perjalanan.
Dari segi efisiensi bahan bakar juga mengalami penghematan sebanyak 13 liter untuk mobil kecil, dan 35 liter untuk truk.
Konektivitas tersebut berdampak pada kemudahan mobilitas sosial dan akselerasi peredaran barang jasa antar wilayah di Sumatera sehingga diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, penghematan BBM menjadi kontribusi positif bagi upaya pengurangan polusi lingkungan.
Kehadiran JTTS secara keseluruhan juga memberikan gairah pertumbuhan bagi daerah-daerah baru dan menjadi penghubung untuk memberikan kemudahan akses bagi kawasan industri serta kawasan pariwisata di Pulau Sumatera.