Lampung dorong Itera sebagai unggulan Sumatera

id Itera, Unila, IAIN, RS Imanuel

Lampung dorong Itera sebagai unggulan Sumatera

Itera dikembangkan sebagai pusat unggulan di Sumatera (Humas Pemprov Lampung)

Lampung Selatan (Antaranews Lampung) - Pemerintah Provinsi Lampung mendorong Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjadi pusat unggulan di Sumatera.

 "Saya berharap pada kelompok diskusi terarah atau focus group discussion (FGD) perumusan Center of Excellence Institut Teknologi Sumatera (Itera) mampu menjadikan Itera bermanfaat untuk semua provinsi di Sumatera," kata Pelaksana Tugas Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, di Kampus Itera, Jati Agung, Lampung Selatan, Rabu.

Ia menyebutkan, FGD ini dalam rangka menjadikan Itera sebagai pusat unggulan, yang berarti dalam pengembangannya Itera harus mampu bermanfaat bagi semua provinsi di Sumatera. 
 
Oleh karena itu, diperlukan terobosan seperti memperkuat tenaga penelitian, lembaga penelitian, pelaksanaan riset, penelitian, dan penyusunan konsep pembangunan yang manfaatnya terasa bagi seluruh provinsi di Sumatera. 
 
"Misalnya, menjadikan produk sawit yang memiliki nilai ekonomis tinggi," katanya.

 Taufik menjelaskan, dalam ekonomi yang semakin bergeser berbasis pengetahuan, peran Itera sangat penting, diantaranya untuk menghasilkan tenaga kerja unggul dan produktif yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Itera harus menjadi riset dan inovasi serta pencetak SDM yang produktif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera," kata Taufik.

Terkait Pembangunan Provinsi Lampung dalam perspektif regional Sumatera, Taufik Hidayat menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Sumatera relatif rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Jawa. 
  
Oleh karenanya, pemerintah pusat ingin mendistribusikan pembangunan secara merata di Indonesia, salah satunya melalui kehadiran Itera.

Rata-rata Peran Sumatera terhadap nasional  periode 2011-2017 sebesar 24 persen diantaranya dari sektor pertanian dan perikanan sebesar 22,2 persen sektor industri pengolahan sebesar 19,6 persen.

Sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,3 persen,  dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,8 persen.