Waykanan pun berupaya jadi lumbung ternak

id wabup wayka edwar, kunker ke antara, edward anthoni

Waykanan pun berupaya jadi lumbung ternak

Wakil Bupati Waykanan Edwar Anthony (Foto: Antara Lampung/Samino)

Bandarlampung  (Antaranews Lampung) - Pemerintah Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung pun berupaya untuk menjadikan daerahnya sebagai lumbung ternak guna menopang kebutuhan daging lokal maupun nasional.

Wakil Bupati Waykanan, Edward Anthony kala bertandang ke Kantor LKBN Antara Biro Lampung pertengahan pekan ini mengatakan upaya tersebut bisa terealisasi karena didukung beragam hal yang dibutuhkan.

Ia menjelaskan, dari data dinas terkait produksi rumput yang tumbuh di sela-sela pohon, baik karet maupun kelapa sawit, bisa mencapai 250 ribu ton per tahun, mampu menampung 22.772 ST/tahun setara dengan 22.772 ekor sapi dewasa.

Selain itu, keberadaan agroindustri yang berkembang di Waykanan seperti pabrik tapioka, gula tebu, pengolahan padi dan pengolahan buah nanas, limbahnya bisa sebagai penghasil sumber pakan bagi pengembangan ternak besar maupun kecil.

Sampai saat ini limbah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, sementara produksinya cukup besar. Dengan kondisi tersebut, peluang investasi di bidang peternakan cukup terbuka luas.

Selain itu, lanjut dia, sumber daya manusia sebagai peternak dan tempat memelihara hewan ternak masih bisa dilakukan di belakang rumah warga, sehingga potensi tersebut masih cukup terbuka.

Sedangkan masalah pemasaran, lanjutnya, selain dipasok ke pasaran lokal baik kabupaten maupun antarkabupaten/kota, juga bisa antarkabupaten-antarprovinsi yakni ke Sumatera Selatan karena Waykanan berbatasan langsung dengan wilayah Sumsel.
Wakil Bupati Waykanan Edwar Anthony (baju batik) saat berkunjung ke LKBN ANTARA Biro Lampung, Kamis (22/3).
(Foto: Antara Lampung/Samino)

Sementara, Bupati Waykanan Raden Adipati Surya menargetkan peningkatan populasi ternak ruminansia besar melalui Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) sebanyak 9.500 ekor pada 2018.

Peningkatan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) ini, lanjut dia, sangat diperlukan untuk swasembada daging, khususnya menjelang Idul Fitri.

Menurutnya, Upsus Siwab melibatkan petugas penyuluh peternakan, mantri kesehatan ternak, dan para peternak di Kabupaten Waykanan.

Adipati menegaskan, Upsus Siwab bertujuan mempercepat peningkatan populasi ternak ruminansia besar, baik sapi perah, sapi potong, maupun kerbau. Dengan Upsus Siwab ini bisa memenuhi kebutuhan daging lokal dan nasional.

Upsus Siwab diwujudkan dengan melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik terhadap ternak sapi dan kerbau.

Sejak tahun 2017, lanjut dia, target Inseminsasi Buatan (IB) kawin suntik mencapai 9.518 ekor, dan tahun 2018 dari Januari - Maret 2018 baru mencapai 1.858 ekor.

Sedangkan tahun 2017 yang berhasil bunting/beranak berjumlah 1.334 ekor dan tahun 2018 sampai dengan Maret 416 ekor.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Waykanan Maulana Muhidan mengatakan, Upsus Siwab mencakup dua program utama, yaitu peningkatan populasi melalui inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (Inka).

Program peningkatan populasi adalah upaya pembuntingan masif sapi dan kerbau betina di dalam negeri.

Maulana menjelaskan, dari target 9.500 ekor tahun 2018 ini, sudah dilakukan inseminasi buatan (IB) sebesar 30 hingga 35 persen dan ditargetkan selesai pada November 2018.

Dari 14 Kecamatan di Kabupaten Waykanan, terdapat beberapa kecamatan yang menjadi lumbung sapi seperti Kecamatan Baradatu, Pakuanratu, Banjit, Negarabatin, dan Negeribesar. Sedangkan untuk Kecamatan Gununglabuhan dari tahun 2017 dan 2018 memiliki populasi sapi lebih sedikit dibandingkan lainnya.

Program utama tersebut merupakan upaya penerapan sistem manajemen reproduksi yang baik, yaitu pemeriksaan status reproduksi dan gangrep (gangguan reproduksi), pelayanan IB, pemenuhan semen beku dan N2 Cair, pengendalian betina produktif, dan pemenuhan hijauan pakan ternak dan konsentrat.

Kegiatan ini terintegrasi menggunakan pendekatan peran aktif masyarakat dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya peternakan untuk mencapai kebuntingan 3 juta ekor dari 4 juta akseptor sapi/kerbau pada tahun 2018.


Teliti Sapi


Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Waykanan, Lampung mengingatkan kapada warga khususnya peternak sapi agar berhati-hati dalam membeli Sapi yang ditawarkan dengan harga murah guna menghindari penyakit jembrana atau ramadewa.

Kabid Perternakan TPHP Waykanan, Joko Purwo mengatakan, Dinas TPHP menyampaikan ada beberapa daerah yang terjangkit penyakit jembrana atau ramadewa pada sapi. Dengan begitu harus lebih berhati-hati saat membeli sapi dari penjual.

Menurutnya, informasi tersebut telah disebarluaskan ke seluruh blantik atau perternak di Kabupaten Waykanan, mengimbau agar tidak membeli sapi dengan harga murah dari wilayah Sumatra Selatan, Bengkulu dan Kabupaten Mesuji karena daerah tersebut telah endemi penyakit jembrana atau ramadewa.

Penyakit ini sangat berbahaya dan merugikan para perternak sapi. Khususnya peternak sapi bali.

Penyakit jembrana atau ramadewa adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh retrovirus, Virus dari keluarga Retroviridae, sub-keluarga Lentivirinae. "Penyakit ini hanya menyerang sapi bali dewasa berumur 3-4 tahun dan jenis sapi lain sudah kebal.

Ia mengimbau masyarakat untuk mengenali gejala penyakit jembrana sebelum membeli sapi antara lain demam tinggi 40 - 42 derajat Celcius, diare bercampur darah, lesu, dan kehilangan nafsu makan. Tanda tersebut disusul dari rongga hidung keluar ingus berlebihan, air mata selalu ke luar, dan air liur juga keluar secara berlebihan.

Penanggulangan penyakit jembrana dapat dilakukan dengan penyuntikan antibiotik yang berdaya kerja luas yang ditujukan untuk infeksi sekunder. Untuk pencegahan penyakit, dilakukan penyemprotan vektor.

Joko menjelaskan, Kebijakan yang diambil oleh pemerintah saat ini adalah melakukan pengawasan lalu lintas sapi bali secara ketat yang berasal dari pulau dengan status tertular. Di daerah tertular, pengendalian penyakit dilakukan dengan melakukan spraying menggunakan insektisida dan pelaksanaan vaksinasi secara terbatas di daerah wabah.

Ia pun mengajak semua harus bersama - sama memberantas penyakit ini agar tidak meluas di Kabupaten Waykanan," Kata Joko.

Kini, dengan niat pemerintah yang kuat didukung sumber daya alam dan manusia yang ada, tinggal peternak dan investor memanfaatkannya untuk sama-sama mengembangkan dan meningkatan peternakan di Waykanan guna memenuhi kebutuhan daging bagi warga lokal maupun nasional.