Lampung Selatan (ANTARA) - Dinas Kesehatan, (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, menangani sebanyak 14.861 kasus diare selama tahun 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Jamaluddin, di Kalianda, Senin mengatakan jumlah kasus diare di wilayah tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
"Untuk kasus diare di Lampung Selatan yang dialami oleh pasien balita periode bulan Januari sampai Desember terdapat 5289 kasus. Dan untuk semua umur mulai dari balita hingga semua umur itu sebanyak 14.861 kasus," kata dia.
Menurutnya, dari kasus diare yang cukup tinggi tersebut, jumlah itu mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya, sebab pada tahun 2023 kasus diare hanya sebanyak 3.607 pasien.
"Pada tahun 2023 Dinkes telah berhasil menangani kasus diare sebanyak 3.607 kasus. Sedangkan tahun 2024 sebanyak 14.861 kasus," katanya.
Ia mengatakan meski jumlah kasus diare di wilayah itu masih relatif tinggi, namun pihaknya memastikan tidak ada kasus kematian akibat diare.
Dengan tingginya kasus tersebut, pihaknya menyediakan vaksin rotavirus (RV) sebagai pencegahan diare pada anak bayi yang dapat mengganggu tumbuh kembang yang di antaranya penyebab kekerdilan atau biasa disebut stunting.
Menurut dia, pelaksanaan pemberian imunisasi rotavirus dengan sasaran bayi sudah dimulai di seluruh wilayah Kabupaten Lampung Selatan.
Vaksin rotavirus tersebut berguna untuk pencegahan penyakit diare berat yang biasanya diderita oleh bayi. Oleh karena itu sangat penting bagi bayi untuk diimunisasi guna menjegal penyakit itu.
Dirinya mengungkapkan, imunisasi rotavirus penting untuk mencegah stunting dan kematian pada bayi akibat diare berat.
Keamanan vaksin rotavirus secara rutin ditelaah oleh Global Advisory Committee for Vaccine Safety (GACVS) dan vaksin ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah keamanan yang serius.
Imunisasi/suntikan ganda juga aman diberikan pada anak, karena melindungi anak, meningkatkan efisiensi, dan menyebabkan keseluruhan kunjungan vaksinasi lebih sedikit.*