Rajungan melimpah, harganya pun turun

id Rajungan melimpah, harganya pun turun

Rajungan melimpah, harganya pun turun

Rajungan atau kepiting laut (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung (Antara Lampung)- Harga rajungan di sejumlah pasar ikan di Kota Bandarlampung pada pekan ketiga April 2016 masih bertahan rendah seperti bulan lalu, karena melimpahnya tangkapan nelayan atas kepiting laut itu.

Berdasarkan pantauan di Pasar Lelang Bandarlampung, Sabtu, harga rajungan hidup mencapai Rp40.000/kg,sedang rajungan dalam kondisi mati berkisar Rp30.000- Rp35.000/kg.

Para pedagang menyebutkan harga normal rajungan berkisar Rp60.000- Rp70.000/kg. Namun harganya turun sejak Januari lalu karena melimpahnya tangkapan nelayan atas rajungan.

Sejumlah pengunjung Pasar Lelang menyebutkan mereka lebih menyukai rajungan dibandingkan kepiting bakau, karena rasanya lebih gurih.

"Saya nyaris selalu membeli rajungan saat berbelanja ke pasar ini," kata Cindy, salah satu pengunjung Pasar Lelang.

Pasokan rajungan di pasar lainnya seperti di Pasar Sukarame dan Wayhalim juga banyak, sehingga harganya pun bertahan lebih rendah dibandingkan harga rajungan pada tahun lalu.

Sementara itu, harga rajungan Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur juga rendah, karena hasil tangkapan nelayan setempat banyak.

Pasokan rajungan banyak sejak Januari lalu, sehingga harga rajungan turun ke angka Rp13.000/kg.

Di Kecamatan Labuhan Maringgai terdapat 800 nelayan rajungan atau Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang menggantungkan hidup dengan menangkap rajungan.

Sementara itu, harga ikan laut di Kota Bandarlampung bertahan meski hasil tangkapan nelayan juga banyak.

Harga ikan di Pasar Lelang berkisar Rp40.000- Rp65.000/kg, seperti kembung sate Rp40.000/kg, kakap merah Rp45.000/kg, simba Rp40.000/kg, tenggiri Rp65.000/kg, bawal hitam Rp35.000/kg, dan udang laut berkisar Rp60.000- Rp90.000/kg.

Editor : Hisar Sitanggang
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.