Ribuan Warga Lampung Hadiri Prosesi "Belangiran"

id Belangiran

Ribuan Warga Lampung Hadiri Prosesi "Belangiran"

Ribuan warga ikuti prosesi "belangiran" sambut Ramadhan di Desa Sumur Putri Teluk Betung Utara Bandarlampung. (Foto Antara/Kristian Ali)

"Berbagai ritual dan tradisi menyambut Ramadhan itu pun dilakukan, salah satunya Belangiran atau mandi untuk menyucikan diri,"
Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Ribuan warga Kota Bandarlampung Provinsi Lampung menghadiri acara prosesi "Belangiran", yakni menyucikan diri dengan mandi di sungai atau kali menjelang bulan Ramadhan.

Belangiran itu berlangsung di Sungai (Kali Akar) di Kelurahan Sumur Putri Kecamatan Telukbetung Utara, Bandarlampung, Selasa (2/7) sore, dihadiri Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Berlian Tihang serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Lampung, serta tokoh adat di daerah ini.

Gubernur Lampung Sjachroedin ZP mengatakan Belangiran merupakan tradisi turun temurun warga Lampung, untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan yang perlu dilestarikan agar tidak punah. Tradisi ini merupakan salah satu cara yang dilakukan umat Islam di daerah ini dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

"Berbagai ritual dan tradisi menyambut Ramadhan itu pun dilakukan, salah satunya Belangiran atau mandi untuk menyucikan diri," kata dia.

Selain itu, masih banyak cara lainnya yang dilakukan oleh umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan di antaranya menziarahi makam keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia, tradisi memukul bedug, dan mandi untuk menyucikan diri. Tradisi itu, bagi masyarakat di Jawa menyebutnya dengan "Padasan", sedangkan warga Minang "mandi Balimau", dan orang Lampung menamakannya "Belangiran".

Ia mengtakan bahwa menyucikan diri menyambut bulan suci Ramadan tidak hanya membersihkan badaniah saja, tapi lebih berorientasi kepada menyucikan diri dan hati, seperti rasa iri, dengki, benci dan sombong, juga rasa dendam pada seseorang. "Untuk menyucikan harta yang kita miliki, yaitu dengan mengeluarkan zakat fitrah dan sedekah," katanya pula.

Ritual dan tradisi seperti Belangiran lanjutnya tidak dimaknai macam-macam, karena hanya merupakan bentuk ucapan syukur menyambut kedatangan bulan Ramadan, sekaligus dalam rangka melestarikan budaya Lampung agar tidak punah dimakan zaman.

Ribuan warga yaitu anak-anak, ibu-ibu, dan sejumlah pemuda menunggu di Kali Akar sejak siang hari mengharapkan penglepasan 300 kilogram ikan mas dan ratusan ekor dan bebek ayam.

Mereka berebutan untuk mendapatkan ikan dan ayam yang dilemparkan oleh Gubernur Lampung serta sejumlah pejabat setempat sehingga menambah riuh suasana pada acara Belangiran tersebut.