Nunik sebut ekowisata mangrove Lampung dapat dukung ekonomi warga

id Pariwisata Lampung, Chusnunia Chalim, eco wisata mangrove, pelestarian lingkungan

Nunik sebut ekowisata mangrove Lampung dapat dukung ekonomi warga

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim saat menghadiri Festival Mangrove di Kabupaten Lampung Timur. Sabtu (11/1). (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Mangrove ini sangat bermanfaat, dulu sebelum ada mangrove habitat tidak terjaga, tapi sekarang banyak satwa tinggal disini dan ini bisa dimanfaatkan selain pariwisata ternyata untuk UMKM bisa membuat sirup buah mangrove

Lampung Timur (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim mengatakan kegiatan ekowisata mangrove di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, telah berkontribusi dalam mendukung ekonomi masyarakat di desa.

Ia pun mengapresiasi inisiatif masyarakat di beberapa desa Lampung Timur yang telah memanfaatkan kawasan hutan mangrove tersebut sebagai destinasi ekowisata sekaligus wilayah konservasi lingkungan.

"Memang awalnya mereka pesimis menanam mangrove karena tidak diupah, tapi melihat manfaat keberadaan hutan mangrove bukan hanya jangka pendek seperti memanfaatkan hasil udang, kepiting, juga ada manfaat pariwisata dari ekowisata yang bisa mendukung perekonomian warga desa," kata Chusnunia Chalim yang akrab dipanggil Nunik di Lampung Timur, Sabtu.

Ia menjelaskan sejumlah kawasan hutan mangrove di Lampung Timur sudah dibuka secara umum untuk ekoturisme dan kelompok tani hutan telah membagi pembidangan untuk pengelolaan kawasan tersebut menjadi sumber pendapatan masyarakat.

"Ini seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui karena secara ekonomi dapat dan lingkungan terjaga. Jadi ada paket ekowisata yang dari dulu dikonsepkan dan dibuat oleh warga karena sudah mulai sadar wisata, dan kelompok tani hutan pun secara mandiri melakukan perawatan hutan mangrove yang luasannya cukup luas ini," ucap dia.

Menurut dia, ekoturisme hutan mangrove yang dikelola oleh masyarakat tersebut memiliki sejumlah atraksi seperti melakukan kegiatan susur sungai dengan kapal melihat kawasan hutan mangrove, melakukan penanaman mangrove, mengolah dan menikmati hasil laut dari hutan mangrove, hingga tersedia homestay dengan biaya menginap Rp150.000 per orang.

"Mangrove ini sangat bermanfaat, dulu sebelum ada mangrove habitat tidak terjaga, tapi sekarang banyak satwa tinggal disini dan ini bisa dimanfaatkan selain pariwisata ternyata untuk UMKM bisa membuat sirup buah mangrove. Banyak hal yang bisa dimanfaatkan, sekaligus melalui pelestarian lingkungan dan kita dapat manfaat langsung jangka pendek dan jangka panjangnya," tambahnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk bisa mengembangkan serta memberdayakan potensi alam yang ada, dan melestarikan lingkungan untuk mendatangkan potensi ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

"Di Lampung Timur sebenarnya ada juga sabana luas yang di tengahnya dibelah sungai jernih, ini bisa jadi wisata susur sungai, tapi ingat ekonomi berjalan pelestarian lingkungan juga berjalan," ujar dia.

Ia memastikan pengelolaan ekowisata mangrove yang berkelanjutan dapat menjadi sarana untuk menyemangati masyarakat dalam merawat hutan mangrove yang ada di sekitarnya.

Saat ini, kawasan mangrove di kawasan pesisir pantai Lampung Timur mencakup Kecamatan Pasir Sakti seluas 500 hektare, Kecamatan Labuhan Maringgai seluas 400 hektare dan Kecamatan Labuhan Ratu seluas 1.000 hektare.

Baca juga: Nunik minta pelestarian kukang Lampung jadi atensi

Baca juga: Nunik: Festival Mangrove wujud pelestarian lingkungan

Baca juga: Bupati Lamtim terpilih Ela Siti Nuryamah ajak masyarakat lestarikan mangrove