Di Semarang, dua mahasiswi diduga bunuh diri

id kasus bunuh diri,mahasiswi bunuh diri,bunuh diri,wali kota semarang,walikota semarang,hevearita gunaryanti rahayu

Di Semarang, dua mahasiswi diduga bunuh diri

Ilustrasi - Hentikan bunuh diri (ANTARA/Shutterstock)

Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku sangat prihatin dengan kejadian dua kasus dugaan bunuh diri yang dilakukan mahasiswi dari kampus berbeda dalam waktu dua hari belakangan.

"Kami juga prihatin atas persoalan ini. Harapan saya, mari kita bersama-sama mencoba meminimalaisir persoalan seperti ini," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Kamis.

Dua kasus dugaan bunuh diri terjadi di Semarang. Pertama dilakukan NJW (20) warga Ngaliyan, Semarang, mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri yang ditemukan tewas di Mal Paragon Semarang, Selasa (10/10).

Kasus kedua, seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta  di Semarang berinisial EN (24) warga Kapuas, Kalimantan Tengah, yang ditemukan meninggal dunia di dalam kamar indekosnya, Rabu (11/10).

Dari kedua kasus dugaan bunuh diri itu, kepolisian menemukan surat wasiat yang diduga ditulis oleh yang bersangkutan sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

"Kalau saya melihat kasus ini, yang katanya ada surat dan sebagainya ini, kan artinya mereka mempunyai permasalahan dalam internal keluarga atau kehidupan pribadi," katanya.
 
Ita juga mengajak seluruh pihak untuk peduli, termasuk perguruan tinggi, pemilik indekos, masyarakat sekitar, hingga kawan-kawan sebaya untuk mencegah terjadinya kasus serupa.

"Jika ada persoalan pada para pelajar, mahasiswa, mungkin mereka memiliki problem yang tidak bisa terpecahkan, pihak kampus mesti tahu, bapak ibu kosnya juga bisa lebih mengerti, teman-teman di lingkungannya memahami," katanya.

Apalagi, kata dia, mahasiswa yang berkuliah di kampus-kampus di Kota Atlas tidak hanya warga Semarang, tetapi kebanyakan justru merantau dari daerah lain yang indekos atau tinggal sementara.

Selain itu, Ita juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dan keluarga untuk lebih peka dalam memperhatikan perkembangan putra-putrinya yang beranjak dewasa, terutama terkait kesehatan mentalnya.