Bandarlampung (ANTARA) - Nilai ekspor komoditas non migas dari Provinsi Lampung ke Malaysia mencapai 21,12 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada Februari 2023.
"Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yakni hanya 4,38 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Endang Retno Sri Subiyandani, di Bandarlampung, Senin.
Ia menyebutkan berdasarkan data BPS Lampung itu, total nilai ekspor ke Malaysia pada periode Januari-Februari senilai 25,50 juta dolar AS.
Malaysia, katanya pula, merupakan salah satu dari 10 negara tujuan utama ekspor Provinsi Lampung.
Kesepuluh negara itu, yakni Amerika Serikat, Tiongkok, Belanda, India, Italia, Spanyol, Jepang, Korea Selatan, Mesir, termasuk Malaysia.
Menurutnya, komoditas dari Lampung yang diekspor tersebut masih didominasi hasil perkebunan, di antaranya kopi, lada, dan minyak sawit.
Dia menjelaskan sektor perkebunan tercatat sebagai komoditas ekspor yang cukup penting di provinsi ini dan menjadi andalan ekspor Indonesia seiring meningkatnya permintaan di pasar global.
Endang menambahkan, sepuluh golongan barang utama ekspor Provinsi Lampung pada Februari 2023 adalah lemak dan minyak hewan/nabati; kopi, teh, rempah-rempah.
Kemudian, batu bara; olahan dari buah-buahan/sayuran; ampas/sisa industri makanan; bubur kayu/pulp; ikan dan udang; berbagai produk kimia; kayu, barang dari kayu; serta daging dan ikan olahan.
Baca juga: Nilai ekspor Lampung menunjukkan tren positif
Baca juga: Sepanjang tahun 2022, Lampung ekspor rajungan senilai Rp418 miliar