Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu (BPKPT) Kadin menyampaikan komitmen untuk menjadikan industri properti sebagai lokomotif penggerak perekonomian di Sumatera.
"BPKPT Kadin siap menjalin kerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang bergerak dalam industri properti, sebagai komitmen untuk membangun Sumatera dan Indonesia," kata Kepala BPKPT Kadin Budiarsa Sastrawinata dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Budi menuturkan industri properti merupakan sektor strategis karena dari sisi produksi telah memberikan kontribusi 13,6 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional 2020.
Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) menyebutkan, pada tahun 2021 sektor properti merupakan investasi tertinggi pertama untuk penanaman modal dalam negeri dan peringkat ke enam untuk penanaman modal asing.
Dalam diskusi bertajuk "Mengelola Potensi Strategis Sumatera" yang digelar di Batam, 30-31 Maret 2022, Budi mengungkapkan setidaknya ada dua proyek di Batam yang dinilai membuka peluang usaha bagi para pemangku kepentingan yang bergerak dalam industri properti.
Kedua proyek itu yaitu pengelolaan Bandara Internasional Hang Nadim di Batam oleh Konsorsium PT Angkasa Pura I (Persero) bersama Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya (Persero Tbk) serta pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.731 km.
Salah satu bidang di BPKPT Kadin adalah kawasan pengembangan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD), kota bandara atau airport city, dan kota pelabuhan atau harbour city. BPKPT Kadin pun siap mendukung pemerintah mengembangkan kawasan TOD di dua proyek tersebut.
Direktur PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan melalui kolaborasi dengan Incheon International Airport Corporation dan PT Wijaya Karya, Bandara Hang Nadim Batam akan dijadikan hub bagian barat pertama, menjadi penghubung penerbangan domestik di wilayah Sumatera ke bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura I di wilayah timur Indonesia. Selain itu, Bandara Hang Nadim juga menjadi hub keberangkatan haji umrah wilayah barat Indonesia.
"Melalui kolaborasi dengan Incheon, Bandara Hang Nadim akan menjadi hub bagi penumpang internasional dari Bandara Incheon di Korea Selatan, dan
dari wilayah Eropa menuju berbagai destinasi di Indonesia," kata Faik Fahmi, yang juga Wakil Kepala BPKPT yang membawahi bidang Kawasan Transit Oriented Development, Airport City, Harbour City.
Faik menambahkan Bandara Hang Nadim akan dikembangkan sebagai hub logistik di wilayah barat Indonesia. Sebagai pusat industri yang lokasinya dekat dengan Singapura, Batam dinilai dapat menangkap potensi spill over (limpahan) kargo Singapura.
"Ini faktor penguat menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai pusat logistik di kawasan Asia Tenggara," kata Faik.
Sementara itu, Direktur Rumah Umum dan Komersial, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Fitrah Nur mengungkapkan investasi pemerintah pada infrastruktur jalan memberikan dampak positif seperti kemudahan aksesibilitas dan penurunan biaya logistik.
Konektivitas yang tinggi akan memberikan efek pengganda, menciptakan berbagai peluang ekonomi, dan memberi manfaat serta keuntungan lainnya, termasuk di sektor properti.
"Peluang ini perlu ditangkap dengan implementasi konsep hunian berimbang dalam penyediaan perumahan sehingga mampu memberikan keuntungan bagi masyarakat serta pelaku pembangun," kata Fitrah Nur.