Waspada, penularan corona bisa melalui uang, barang online, dan keluarga

id Corona,COVID-19,BNPB,Purnawan

Waspada, penularan corona bisa melalui uang, barang online, dan keluarga

Ilustrasi: Mewaspadai transaksi tunai sebagai sumber penularan COVID-19. (ANTARA)

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Purnawan Junaidi mengatakan agar masyarakat mewaspadai tiga sumber penularan  COVID-19 yang sering terlupakan, yakni  uang tunai, barang belanja dalam jaringan (daring), serta orang terdekat (keluarga).

"Memang ada tiga sumber penularan yang orang suka lupa, barang online, uang cash, sama orang terdekat," kata  Purnawan di BNPB Jakarta, Sabtu.

Purnawan yang juga merupakan Ketua Aliansi Telemedia Indonesia tersebut menjelaskan untuk barang-barang yang dibeli atau diterima masyarakat secara daring, terkadang diperlakukan biasa padahal bisa berpotensi membawa virus juga, termasuk orang yang mengantarnya.

Baca juga: Kanada penumpang dengan gejala COVID-19 gunakan pesawat atau kereta

"Barang-barang yang kita terima secara online itu kan kita tidak tahu bagaimana prosesnya, bagaimana yang mengantar ini harus kita lakukan sebagai benda terinfeksi," kata Purnawan.

Kemudian uang tunai, kata dia, bisa menularkan virus dari orang per orang karena ada sentuhan benda dengan anggota tubuh terutama tangan, sehingga masyarakat diharapkan mengusahakan cara-cara tertentu sehingga transaksinya lebih aman.



"Uang cash itu akan menular dari orang ke orang jadi itu harus ada caranya. Kalau saya pegang pakai plastik saya taruh di tempat khusus di rumah," ucap Purnawan.

Dan yang terakhir adalah orang terdekat, terutama yang masih muda di mana meski memiliki imun tubuh yang baik dan kondisi badan yang tidak mudah sakit, bisa menjadi pembawa virus (carier) yang bisa menularkannya terlebih pada mereka yang tergolong lansia.

"Jadi untuk yang sudah lansia terutama, sementara hati-hati jika berhubungan dengan cucu, kita harus selalu berhati-hati dan waspada, jangan lupa cuci tangan dan pakai masker," ujar Purnawan.

Hingga Sabtu (28/3), DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah penderita COVID-19 terbanyak di Tanah Air dengan 603 pasien, di mana 42 sudah dinyatakan sembuh dan 62 orang meninggal dunia.

Di rentang waktu yang sama, jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia total mencapai 1.155 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 59 pasien dinyatakan sembuh dan 102 meninggal dunia.