Pemkab Pringsewu gunakan pendekatan agama untuk ubah perilaku BAB sembarangan

id sanitasi dan pendekataan keagamaan,jihad sanitasi pringsewu,sanitasi berbasis masyarakat,Pringsewu

Pemkab Pringsewu gunakan pendekatan agama untuk ubah perilaku BAB sembarangan

Bupati Pringsewu Sujadi bersama lembaga YKWS dan SNV menjelaskan pendekatan keagamaan yang mampu mengatasi permasalahan sanitasi di Pringsewu, Sabtu (12/10/2019). (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Pringsewu, Lampung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pringsewu menggunakan cara unik untuk mengubah perilaku masyarakat melakukan "buang air besar sembarangan(BABS) serta mengatasi permasalahan lain di bidang sanitasi, salah satunya melalui pendekatan keagamaan.

"Kami menggunakan pendekatan keagamaan dalam mengatasi permasalahan sanitasi, yang disebut sebagai jihad sanitasi. Alasan menggunakan pendekatan keagamaan karena urusan kebersihan adalah urusan sepanjang masa atau bagian hidup sehingga kita harus bersungguh-sungguh menuntaskan permasalahan ini di setiap lapisan masyarakat," ujar Bupati Pringsewu Sujadi di Rejosari Pringsewu, Sabtu.

Ia menjelaskan bahwa Pemerintah  Kabupaten Pringsewu memiliki komitmen untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat dengan melaksanakan pendekatan keagamaan. Hal itu untuk memicu kesadaran masyarakat akan kesehatan dan sanitasi karena lebih dekat dengan mereka.

"Selain ada jihad sanitasi kita juga ada grup paduan suara Sholawat STBM yang berfungsi sebagai sarana pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui perilaku sanitasi yang baik dan benar, " ujarnya.

Baca juga: Kabupaten Pringsewu cegah penyakit berbasis lingkungan melalui IPAL

Pendekatan keagamaan yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Pringsewu itu, kini mampu membawa masyarakat untuk sadar akan pentingnya sanitasi yang layak dan memadai.

"Kita diajarkan kalau buang air besar sembarangan dosa karena akan merugikan orang banyak, membuat orang lain sakit, lalu kita juga tidak sopan kalau buang air sembarangan karena membuka aurat di depan umum, " ujar Pariem, salah seorang warga.

Ia mengaku bahwa dahulu setiap hari buang air di sungai dekat rumah atau di kolam ikan, akan tetapi setelah adanya sosialisasi dari sanitarian puskesmas dan adanya pendekatan keagamaan, dirinya kini memilih untuk hidup sehat dengan tidak buang air sembarangan.

"Malu sekarang kalau buang air di sungai atau di kolam, karena dilihat orang lalu kita sebagai orang beriman harus menjaga kebersihan karena kebersihan bagian dari iman, " katanya.

Sosialisasi tentang sanitasi juga dilakukan dengan pendekatan budaya, melalui pertunjukan wayang, dan juga tindakan secara langsung dengan melaksanakan razia petugas dengan bersepeda setiap Jumat.

Baca juga: Sinergi kunci gerakan sanitasi berbasis masyarakat di Pringsewu Lampung