Kemendikbud serius manfaatkan kecerdasan buatan untuk majukan pendidikan
Kecerdasan buatan atau AI akan dapat merombak banyak kebiasaan baik di dalam sistem pendidikan atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) serius dan siap memajukan sistem pendidikan Indonesia dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) demi menghadapi Era Industri 4.0.
"Bagaimana kita menyikapi, tidak menolak, terutama guru-guru kita. Bagaimana kita menempatkan diri supaya peran menjadi guru tidak gampang digantikan oleh teknologi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno usai membuka acara International Conference: Embedding Artificial Intelligence (AI) in Education Policy and Practice for Southeast Asia yang digelar di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa guru perlu berpikir kreatif dan menyikapi kemajuan teknologi dengan terus belajar dan membuka diri terhadap perkembangan.
Dia menekankan agar guru benar-benar memainkan peran yang semestinya sebagai guru tanpa terbebani oleh aktivitas rutin yang membuatnya semakin terbelakang.
Guru, kata dia, perlu mengikuti pola pendidikan yang berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
"Kawan-kawan yang mendidik anak, tetapi kemudian sifatnya rutinitas, mentransfer apa yang ada di buku saja, itu tentu yang gampang digantikan oleh robot, oleh teknologi," katanya.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi, kecerdasan buatan atau AI akan dapat merombak banyak kebiasaan baik di dalam sistem pendidikan atau di dalam kehidupan sehari-hari.
"AI akan mendisrupt kebiasaan-kebiasaan yang akan gampang digantikan oleh mesin," ujarnya.
Oleh karena itu, guru, kata dia, perlu mereposisi dan mempersiapkan diri agar dapat menjalankan tugas dengan lebih baik, tanpa terkendala oleh pesatnya kemajuan teknologi yang mengubah sistem pendidikan dan pola kehidupan sehari-hari.
"Sebaliknya kita dapat memanfaatkan AI untuk membantu usaha kita," tuturnya.
"Bagaimana kita menyikapi, tidak menolak, terutama guru-guru kita. Bagaimana kita menempatkan diri supaya peran menjadi guru tidak gampang digantikan oleh teknologi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno usai membuka acara International Conference: Embedding Artificial Intelligence (AI) in Education Policy and Practice for Southeast Asia yang digelar di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa guru perlu berpikir kreatif dan menyikapi kemajuan teknologi dengan terus belajar dan membuka diri terhadap perkembangan.
Dia menekankan agar guru benar-benar memainkan peran yang semestinya sebagai guru tanpa terbebani oleh aktivitas rutin yang membuatnya semakin terbelakang.
Guru, kata dia, perlu mengikuti pola pendidikan yang berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
"Kawan-kawan yang mendidik anak, tetapi kemudian sifatnya rutinitas, mentransfer apa yang ada di buku saja, itu tentu yang gampang digantikan oleh robot, oleh teknologi," katanya.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi, kecerdasan buatan atau AI akan dapat merombak banyak kebiasaan baik di dalam sistem pendidikan atau di dalam kehidupan sehari-hari.
"AI akan mendisrupt kebiasaan-kebiasaan yang akan gampang digantikan oleh mesin," ujarnya.
Oleh karena itu, guru, kata dia, perlu mereposisi dan mempersiapkan diri agar dapat menjalankan tugas dengan lebih baik, tanpa terkendala oleh pesatnya kemajuan teknologi yang mengubah sistem pendidikan dan pola kehidupan sehari-hari.
"Sebaliknya kita dapat memanfaatkan AI untuk membantu usaha kita," tuturnya.