Menjadikan ubi sebagai makanan kekinian

id ubi kayu,makanan olahan ubi, tepung dan pati ubi

Menjadikan ubi sebagai makanan kekinian

Cita rasa manis dan gurih bolbi yang membuatnya digemari para kaum muda. Apalagi ditambah variasi toping yang diletakkan di atas bolbi, rasa yang sebelumnya sederhana, menjadi lebih ragam dan kekinian. (Rika Alfianti/Lampung.Antaranews.com/ist)

Ubi adalah makanan yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena rasanya enak dan pasokannya juga berlimpah ruah, dan harganya jauh lebih murah dibandingkan makanan pokok lainnya.
   
Makanan ubi disebutkan juga bermanfaat banyak bagi kesehatan, seperti terhadap pencernaan dan menjadi antioksidan melawan kanker. Namun, sayangnya ubi masih belum menjadi makanan favorit bagi kebanyakan orang, bahkan ada yang menganggapnya kurang keren.
   
Sebagai contoh manfaat ubi bagi kesehatan, sebagaimana dilansir dari Boldsky, ubi termasuk salah satu  makanan sarapan yang berguna untuk menurunkan berat badan sebab memiliki kandungan serat yang tinggi. Selain kaya serat, ubi juga rendah kalori dan mengandung air sehingga dapat bekerja sama menurunkan berat badan. 
   
Di Provinsi Lampung bisa didapatkan ubi dengan beraneka warna yang menarik, seperti putih, oranye, ungu, dan kuning. Aneka warna khas ubi sebenarnya sangat menarik pandangan mata dan bermanfaat bagi kesehatan. Jika diolah serius menjadi makanan olahan, tentu pamor makanan ubi bisa ditingkatkan, terutama di kalangan kaum milenial.
   
Kawula muda umumnya menyukai makanan kuliner jalanan (streetfood). Makanan jalanan olahan berbahan baku ubi jalar termasuk mulai banyak disajikan, seperti camilan dan gorengan.
   
Di antaranya adalah makanan "bolbi" atau  bola ubi yang  merupakan salah satu pilihan makanan kekinian yang ada di Kota Bandarlampung. Varian makanan olahan ubi jalar itu memiliki harga yang ramah di kantong, namun mengenyangkan perut. 
     
Menurut Ana, pemilik kedai Bolbi_Lampung di Plaza Lotus, bola ubi sebenarnya populer lebih awal di luar kota Bandarlampung sekitar tahun 2017. Respons baik dari masyarakat membuatnya penasaran untuk mencoba membuat dan menjualnya di kota  Bandarlampung. 
     
Didukung hobi memasak, Ana berkreasi sendiri dengan resep bolbi. Makanan olahan itu diproduksi dan dijual baru sebatas di kota Bandarlampung, dan ternyata mendapatkan respons baik.
   
Hal senada juga diungkapkan Ratika, salah satu penjual makanan bolbi secara daring di Kemiling.
   
"Awalnya kepikiran buat bolbi itu, dari youtube resepnya. Percobaan pertama, enggak ngebentuk bulatan utuh. Terus usaha sendiri campur gitu tepungnya, baru deh jadinya bagus, rasanya juga enak," katanya. 
   
Menurut dia, cita rasa manis dan gurih bolbi yang membuatnya digemari para kaum muda. Apalagi ditambah variasi toping yang diletakkan di atas bolbi, rasa yang sebelumnya sederhana menjadi lebih ragam dan kekinian. 
     
Bolbi tidak pernah kehilangan penikmat setianya. Bolbi berbahan baku utama dari ubi yang direbus, kemudian dicampur dengan bahan lain seperti tepung meizena, tepung kanji, gula, pengembang kue, dan garam. Kemudian bahan tersebut dibentuk menjadi bulatan, lalu digoreng hingga kecoklatan.
     
"Pas digoreng ada tekniknya yang khusus, dan bola ubi itu di tekan-tekan agar matangnya merata " tambah Ratika.
     
Varian rasa yang ditawarkan bolbi juga beragam, yaitu original, matcha, coklat, madu, karamel, green tea, dan keju. Harganya pun terjangkau untuk kawula muda, yakni Rp20.000/porsi.
     
Varian lain dari makanan olahan ubi jalar yang ditawarkan di kota Bandarlampung adalah susu ubi (subi) dan donat mie ubi (doremi). Camilan sehat ini dibandrol dengan harga terjangkau, yakni Rp20.000/boks. 
   
Menurut pemilik usaha doremi, Sophie, bahan baku ubi jalar yang dipakai adalah ubi jalar dari Kabupaten Liwa, Lampung.
   
"Bahan bakunya adalah ubi jalar kuning, dan tidak susah didapatkan. Karena ubi jalar Liwa melimpah, jadi walaupun doremi ini baru berdiri satu bulan, alhamdulillah responsnya luar biasa bagus. Karena saya sebelumnya benar-benar menyusun resep itu agak lama, karena tujuannya mau membuat camilan sehat, mengenyangkan, jadi setiap pembeli jadi nagih dan beli lagi, " katanya.
     
Pemilik usaha camilan subi itu juga menambahkan, "Kalau susu ubi, dipakai ubi ungu sebagai bahan dasar utama. Baru ditambah bahan lain seperti susu".

        
                                                      Respons masyarakat  

     
Beragam resposn masyarakat atas mulai menjamurnya usaha kuliner dengan makanan olahan ubi yang disajikan sebagai menu jualannya. Jenis olahan yang ditawarkan beraneka dengan rasa yang pas dengan selera orang kebanyakan.    
     
Cita rasa manis dan gurih bolbi yang membuatnya digemari semua usia. Apalagi ditambah variasi toping yang diletakkan di atas bolbi, rasa yang sebelumnya sederhana, menjadi lebih ragam dan kekinian. (Rika Alfianti/Lampung.Antaranews.com/ist)

"Harganya kan murah, terus rasanya juga enak. Jadi suka beli, apalagi kalo lagi diet, pas banget makan bola ubi. Bahan utamanya juga ubi, jadi kenyang," kata Ayu, salah satu pembeli bolbi saat membeli makanan itu di Plaza Lotus Bandarlampung.
     
Pembeli lainnya, Adi menyebutkan makanan olahan ubi disukai semua usia. 
     
"Dibandingin dengan makanan kekinian lainnya, bola ubi ini yang paling banyak disukai semua usia. Gak cuma anak mudanya aja, saya sekarang beli buat adek saya yang kecil karena dia suka citarasa bolbi manis dan gurih," katanya.
     
"Cita rasa yang ditawarkan dari makanan olahan ubi cukup variatif dan membuat ketagihan. Kalau susu ubi itu rasanya manis dan segar, apalagi pas dingin, dan donat mie ubi juga buat nagih apalagi yang rasa pedasnya. Dengan harga yang murah terus rasanya enak banyak yang ketagihan kalau makan camilan ubi ini " kata Rus, penggemar makanan olahan ubi lainnya. 
     
Konsep makanan jalanan dengan harga yang terjangkau, ditambah citarasa yang beragam, memang  cocok dengan selera anak muda masa kini, yang gemar dengan makanan cepat, praktis dan kekinian. Apalagi ada kencenderungan diabadikan dan dibagikan melalui media sosial, seperti instagram dan whatsapp, jika tampilannya memikat mata.
     
Makanan olahan yang disajikan sebenarnya tidak hanya sebatas dari bahan ubi segar, bisa juga dari tepung dan pati ubi, karena stok bahan bakunya berlimpah.     
     
Apalagi Lampung termasuk penghasil ubi utama nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung pada Januari hingga Desember 2014, produksi ubi jalar Lampung Utara mencapai 8.964 ton, Lampung Tengah 5.847 ton, Lampung Timur 5.389 ton, Tanggamus 4.960 ton, Lampung Barat 4.252 ton, dan Lampung Selatan mencapai 3.843 ton. 
   
Namun, menurut Guru Besar Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Prof Dr Ir Neti Yuliana dalam tulisannya "Tantangan rantai pasokan agroindustri tepung dan pati" yang disiarkan Antaralampung.com, tantangan terbesar agroindustri tepung dan pati ubi jalar adalah manufaktur atau pabrik pengolahannya.
     
Padahal, konsumen tepung dan pati ubi jalar bersifat luwes untuk pengembangan produk, lebih tahan disimpan karena kandungan airnya rendah, serta penting sebagai penyedia bahan baku industri. Produk berbasis tepung dan pati ubi jalar adalah mi, gorengan, sflake, saus, penyalut, serta bahan aneka produk kue dan roti.
   
Tepung dan pati ubi jalar bermanfaat untuk pembuatan sirup glukosa, alkohol, aseton, butanol, asam sitrat, monosodium glutamat (MSG), dan sebagainya.
   
Menurut dia, tepung dan ubi jalar memiliki beberapa kelebihan yang layak dipertimbangkan, yakni pertama, mengandung senyawa antosianin dan betacarotene yang bermanfaat bagi kesehatan. Kedua, bebas gluten sehingga aman bagi penderitan alergi gluten, terutama anak yang menderita autis. Ketiga, dianjurkan bagi penderita diabetes karena bermanfaat dalam mempertahankan tingkat glukosa darah.
   
Sehubungan itu, menjadikan ubi sebagai makanan kekinian tidak hanya sebatas dari ubi segar diolah secara secara biasa, seperti direbus, dikukus, dibakar dan digoreng, atau dibuat kolak, keripik dan lainnya, tetapi juga bisa dikembangkan dari tepung dan pati ubi.
   
Semakin banyak ubi diserap sektor industri, petanipun bergaraih membudidayakan ubi karena harganya naik, serta "makanan ubi" makin elit karena berbagai jenis olahan makan bisa diracik dari tepung dan pati ubi, maupun ubi segar.